LINK UMKM -  Dilansir dari Tempo.co, Setelah berpuasa selama kurang lebih 14 jam, saat azan Maghrib menggema, umat Muslim selalu menantikan momen berbuka. Rasanya tak terlukiskan saat kita memulai berbuka puasa dengan takjil yang segar dan menyegarkan, mengembalikan stamina yang telah terkuras oleh puasa sepanjang hari. Namun, di balik kenikmatan itu, penting untuk diingat bahwa tidak semua takjil aman bagi kesehatan.

Banun Ma’rifah Fathsidni, seorang Ahli Gizi dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menyoroti pentingnya memperhatikan kandungan gizi dalam takjil yang kita konsumsi. Dengan minimnya asupan selama berpuasa, risiko hipoglikemi meningkat, sehingga pemilihan makanan yang tepat menjadi sangat penting. Makanan atau minuman manis memang dapat memberikan energi secara cepat, namun jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat berpotensi membahayakan kesehatan.

Menyusul saran dari Banun, Rachel Olsen, seorang spesialis nutrisi dari Youvit, menyarankan agar kita memulai berbuka puasa dengan minum air putih terlebih dahulu dan memilih jus buah tanpa tambahan gula untuk menghindari lonjakan gula darah yang berlebihan. Dia juga menyarankan agar kita menyertakan makanan berserat tinggi, seperti nasi merah, kentang, dan ubi, dalam menu berbuka. Selain itu, makanan yang tinggi protein dan rendah lemak, seperti dada ayam, ikan, tempe, dan kacang-kacangan, juga disarankan karena memberikan energi yang tahan lama.

Dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh para ahli gizi tersebut, proses berbuka puasa tidak hanya menjadi lebih sehat, tetapi juga memberikan manfaat yang baik bagi tubuh kita. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memilih takjil yang sehat dan memperhatikan asupan makanan kita saat berbuka puasa, sehingga kita dapat menjalankan ibadah dengan optimal dan menjaga kesehatan tubuh kita dengan baik.

***

FF/NKS