LINK UMKM - Akhir-akhir ini cuaca panas melanda di Indonesia, kondisi cuaca ekstrem ini sangat perlu diperhatikan bersama apalagi bagi kesehatan kulit. Panasnya matahari sering kali diidentikkan masyarakat dengan tabir surya atau sunscreen. Utamanya, sinar UV yang dapat beresiko membuat kulit terbakar, penuaan dini seperti garis halus dan kerutan, bintik hitam, penipisan kolagen hingga sun burn dan bahkan parahnya bisa menyebabkan kanker kulit. Dengan cuaca panas yang melanda Indonesia, lantas apakah kita menjadi lebih butuh sunscreen daripada biasanya?

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr Achmad Yurianto, mengatakan “Sunscreen itu proteksi kulit agar tidak menghitam. Tapi masalah cuaca panas saat ini tentang penguapan. Meski pakai sunscreen yang banyak, padahal justru penguapan terjadi dari pernapasan,” kata Achmad di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jumat (25/10/2019).

Terkait kaitan sinar matahari dengan kanker kulit, Achmad menegaskan bahwa prosesnya panjang dan tidak terjadi hanya dengan sekali paparan cuaca panas. “Paparan berlebihan matahari menjadi penyebab mutasi genetik untuk kanker kulit. Mutasi genetik itu lebih lama daripada dehidrasi,” tuturnya. Oleh sebab itu, Achmad pun menghimbau masyarakat untuk menghindari radiasi dari paparan matahari secara langsung.

Manfaat penggunaan sunscreen yaitu:

1. Membuat warna kulit agar tetap merata
2. Mencegah kanker kulit
3. Mencegah penuaan dini
4. Menghindari Sunburn
5. Menghindari Pecahnya Pembuluh Darah

***

GN/LMP