Pembayaran Digital QRIS Tingkatkan Omzet UMKM Medan hingga 70%, Transformasi Bisnis Kian Terlihat

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:00 WIB

Pembayaran Digital QRIS Tingkatkan Omzet UMKM Medan hingga 70%, Transformasi Bisnis Kian Terlihat

LINK UMKM - Percepatan digitalisasi pembayaran mulai menunjukkan dampak nyata pada pertumbuhan usaha mikro di Kota Medan. Kisah para pelaku UMKM yang semula ragu menggunakan sistem pembayaran digital kini bergeser menjadi bukti bahwa QRIS mampu meningkatkan omzet secara signifikan. Transisi ini tidak hanya membantu dari sisi transaksi, tetapi juga memperbaiki pencatatan keuangan, perluasan pasar, dan akses pembiayaan perbankan.

Cerita Safitri, pemilik usaha Empek-empek Setia Budi Medan, menggambarkan perubahan tersebut. Ia mengakui pernah beranggapan bahwa penggunaan QRIS hanya menambah biaya dan memperlambat perputaran uang karena saldonya tidak langsung masuk ke rekening. Keraguan itu terpatahkan setelah ia mencoba Octo Merchant saat mengikuti bazar UMKM. Akses pembayaran dilakukan secara real-time, tanpa potongan biaya, dan langsung tercatat secara digital. Perubahan kecil itu menciptakan dampak besar: transaksi meningkat, pencatatan menjadi otomatis, dan arus kas usaha jauh lebih teratur.

Penerimaan pasar menjadi faktor utama. Sebagian besar pembeli, terutama kalangan muda, ternyata memilih pembayaran melalui QRIS. Dengan mengikuti preferensi konsumen, omzet Safitri melonjak signifikan — dari sebelumnya kurang dari Rp15 juta per bulan menjadi sekitar Rp25 juta per bulan. Pada kegiatan bazar, pendapatan hariannya bisa mencapai Rp3–5 juta dan sekitar 90 persen transaksi menggunakan QRIS.

Fenomena serupa juga dialami Ana Perisilia, penjual seblak dan kentang ulir yang telah berjualan selama satu dekade. Sebelum memakai QRIS, antrean pembeli sering terhambat karena proses pembayaran tunai. Setelah beralih ke Octo Merchant, transaksinya menjadi lebih cepat, bebas risiko salah hitung, dan mampu mengatasi keterbatasan uang kembalian. Omzet hariannya saat bazar naik hingga Rp4 juta dengan 80 persen transaksi melalui QRIS, dan pendapatan bulanannya mencapai sekitar Rp10 juta.

Dinas Koperasi UMKM Kota Medan melihat tren tersebut sebagai momentum percepatan digitalisasi. Dari total 9.483 UMKM di Medan, banyak yang menyampaikan kebutuhan peningkatan kapasitas diri dan perluasan pemasaran. Digitalisasi pembayaran menjadi salah satu langkah strategis untuk menjawab kebutuhan tersebut. Melalui kerja sama pemerintah dengan perbankan, termasuk CIMB Niaga, pelaku UMKM didorong masuk ke ekosistem digital agar pembukuan keuangan menjadi rapi, akurat, dan dapat diakses secara real-time. Pencatatan yang baik inilah yang memberi peluang UMKM menjadi bankable dan lebih mudah mengakses pembiayaan.

Hingga kini tercatat sekitar 4.000 pelaku UMKM di Medan telah menjadi mitra Octo Merchant. Ekosistem pencatatan penjualan mulai dari harian hingga tahunan memungkinkan pelaku usaha menganalisis momen puncak transaksi, merencanakan strategi pemasaran, hingga mengajukan pendanaan untuk ekspansi. Aplikasi pembayaran digital juga mendorong efisiensi operasional, sehingga pekembangan usaha lebih cepat dibanding sistem konvensional.

Transformasi pembayaran digital yang terjadi di Medan menunjukkan bahwa modernisasi tidak selalu identik dengan modal besar. Justru, adopsi teknologi yang tepat dan sesuai kebutuhan pelaku usaha terbukti meningkatkan penjualan secara signifikan. Ketika kebiasaan konsumen mulai bergeser ke transaksi nontunai, kesiapan pelaku UMKM untuk mengikuti perubahan menjadi kunci daya saing.

RAT/NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x