Perkuat Program Pendampingan untuk UMKM Aceh Agar Lebih Kompetitif
Selasa, 14 Januari 2025 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Aceh semakin intensif dalam memperkuat dukungan kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut, dengan berbagai inisiatif strategis yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh dan meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal, nasional, hingga internasional pada tahun 2025.
Kepala Kantor Perwakilan BI Aceh, Rony Widijarto, mengungkapkan bahwa UMKM memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi sebesar 57,14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97% tenaga kerja nasional. Namun, meskipun peranannya sangat penting, sektor UMKM di Aceh masih menghadapi sejumlah tantangan besar, antara lain terbatasnya akses pembiayaan, keterbatasan dalam adopsi teknologi digital, dan sulitnya mengakses pasar yang lebih luas.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bank Indonesia menyusun berbagai strategi dan program prioritas yang difokuskan pada tiga pilar utama, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan. Melalui pendekatan ini, BI bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing UMKM agar mereka dapat berkompetisi tidak hanya di pasar lokal tetapi juga di pasar nasional maupun internasional.
Rony menambahkan bahwa BI juga aktif mendorong digitalisasi di kalangan pelaku UMKM. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui pelatihan-pelatihan yang meningkatkan pemahaman para pelaku UMKM mengenai pentingnya penggunaan teknologi digital dalam memperluas jangkauan pasar dan mempermudah operasional. Selain itu, BI juga terus memperkenalkan berbagai fasilitas pembiayaan yang dapat diakses oleh UMKM, serta mendukung integrasi sistem pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Berdasarkan data yang ada, hingga akhir 2024, lebih dari 652.000 pengguna di Aceh telah memanfaatkan sistem pembayaran QRIS. Jumlah merchant yang telah mengadopsi QRIS di Aceh tercatat mencapai 171.616, di mana mayoritas adalah usaha mikro yang tercatat sebanyak 126.707 merchant. Sistem pembayaran QRIS ini menjadi alternatif pembayaran non-tunai yang semakin populer di Aceh, mempermudah transaksi dan meningkatkan efisiensi bagi pelaku UMKM.
Dengan berbagai dukungan dan program-program yang semakin diperkuat ini, diharapkan UMKM di Aceh dapat lebih berkembang, lebih berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang. Diharapkan, melalui strategi tersebut, sektor UMKM di Aceh akan semakin produktif dan berperan penting dalam mendongkrak perekonomian daerah.
***
NS/ALP