Ini Alasan Tidak Boleh Sering Makan Ikan Goreng
Senin, 27 Maret 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Ikan goreng adalah makanan yang populer di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia. Ini adalah hidangan yang sangat sederhana, namun lezat dan bergizi. Ikan goreng biasanya terdiri dari ikan yang digoreng dalam minyak panas hingga renyah dan garing, dan disajikan dengan bumbu-bumbu dan saus yang berbeda-beda tergantung pada daerah asal hidangan tersebut.
Ikan goreng memiliki manfaat kesehatan yang besar karena ikan adalah sumber protein yang kaya, rendah kalori, dan memiliki kandungan lemak yang sehat seperti asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk jantung dan otak. Selain itu, ikan juga mengandung vitamin D yang penting bagi kesehatan tulang.
Cara memasak ikan goreng pun sangat mudah. Ikan biasanya dibalut dengan tepung atau remahan roti sebelum digoreng. Namun, agar ikan goreng menjadi lebih sehat, bisa digunakan cara alternatif seperti menggoreng dengan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun atau menggunakan air fryer yang membuat ikan menjadi renyah tanpa banyak minyak.
Selain itu, bumbu-bumbu yang digunakan untuk ikan goreng bisa disesuaikan dengan selera. Di Indonesia, ikan goreng biasanya disajikan dengan sambal atau saus kecap. Di Thailand, ikan goreng disajikan dengan saus asam manis. Sementara di Jepang, ikan goreng disajikan dengan saus ponzu yang segar.
Namun, perlu diingat bahwa makanan ikan goreng juga memiliki risiko jika tidak dimasak dengan benar. Memastikan ikan telah matang sempurna dan memiliki suhu dalam yang aman sebelum disajikan sangat penting untuk mencegah infeksi dan keracunan makanan.
Melansir dari Tempo.com berikut dampak negatif terlalu sering makan ikan goreng:
1. Tinggi Kalori
Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng banyak kalori. Secara umum, makanan yang digoreng secara signifikan lebih tinggi lemak dan kalorinya daripada makanan yang tidak digoreng. Dalam 100 gram fillet ikan panggang mengandung 105 kalori dan 1 gram lemak. Sedangkan ikan goreng dalam jumlah yang sama mengandung kalori lebih tinggi sekitar 200 kalori dan 10 gram lemak.
2. Tinggi lemak Trans
Lemak trans terbentuk ketika lemak tak jenuh mengalami proses yang disebut hidrogenasi. Karena ikan goreng dimasak dalam minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar mengandung lemak trans.
3. Penyakit Jantung
Mengonsumsi makanan yang digoreng dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol HDL baik yang rendah, dan obesitas, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung. Semakin sering orang makan ikan goreng, semakin besar risiko terkena penyakit jantung
4. Diabetes
Makan gorengan membuat berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Ikan yang digoreng mengembangkan resistensi insulin. Gorengan tujuh kali atau lebih per minggu 55 persen lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.
***
GN/FF