Berbahayanya Self Diagnosis
Selasa, 2 Agustus 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Self diagnosis merupakan upaya untuk mendiagnosis sendiri berdasarkan suatu informasi yang didapatkan secara mandiri di internet. Padahal hal tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan, diagnosis hanya boleh dilakukan oleh para tenaga medis professional dan tenaga medis profesional pun juga perlu mengulik lebih dalam dahulu mengenai suatu masalah sebelum akhirnya menetapkan diagnosis. Menurut psikolog Universitas Gadjah Mada, Lucia Pepy “Seseorang yang melakukan self diagnosis adalah orang yang sedang berada dalam kondisi tersebut lalu berusaha untuk melakukan penilaian untuk dirinya sendiri, hal tersebut dilakukan dengan cara mencocokkan antara apa yang tertulis dengan apa yang menurut orang tersebut terjadi pada dirinya. Dapat dikatakan hal ini berarti sumber keputusan/ judgement adalah pemahamannya sendiri. Model demikian berpotensi besar pada proses yang subjektif daripada objektif."
Dilasir kompas.com Self-diagnosis bukan hanya untuk mengidentifikasi masalah kesehatan fisik saja namun ada juga yang melakukannya untuk mengetahui mengenai masalah mental atau psikologis. Saat ini banyak anak muda yang melakukan self diagnosis, hal ini dikarenakan masih adanya para remaja yang tidak bisa melakukan konsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater. Self-diagnosis jika dilakukan terus menerus maka akan berdampak pada kesehatan mental yang menyebabkan anxiety disorder yaitu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
Perasaan khawatir dalam diri merupakan suatu hal yang wajar terjadi namun sangat tidak wajar jika khawatir tidak mampu terkontrol yang menimbulkan rasa takut tanpa sebab bukanlah hal yang wajar. Bahaya lain dari self diagnosis juga akan berdampak pada gangguan kesehatan yang lebih serius yang tidak terdeteksi, misalnya seperti kita yang sedang merasakan jantung yang berdetak tidak beraturan lalu kita mencari informasi mengenai apa yang kita rasakan tersebut dan mendiagnosis bahwa jantung yang berdetak tidak beraturan disebabkan karena aktivitas yang berat yang sebenarnya hal itu belum tentu benar. Karena hal yang harus dilakukan yaitu dengan berkonsultasi langsung dengan tenaga medis professional atau pihak yang lebih mengetahui bukan dengan mendiagnosis secara mandiri atau self diagnosis.
***