LINK UMKM -  Akhir-akhir ini banyak generasi milenial yang memutuskan untuk memulai bisnis sendiri setelah lulus kuliah. Perkembangan teknologi juga memudahkan kaum milenial untuk memulai bisnis sendiri. Namun, banyak dari bisnis baru ini gagal dalam waktu singkat karena kurangnya literasi keuangan.

Kurangnya keahlian keuangan tidak hanya menyebabkan kurangnya pemahaman tentang perhitungan bisnis yang benar, tetapi juga berdampak negatif pada keadaan keuangan pribadi. Menurut data OJK, literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 38,03 persen.

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang, terutama mereka yang ingin memulai bisnis sendiri dan menghindari masalah keuangan. Dilansir dari Kompas.com, Ali Harahap, pengusaha muda yang mendirikan Masalalu Café menjelaskan, saat memulai bisnis, penting untuk memikirkan gaji karyawan dan menjaga arus kas melalui perencanaan keuangan yang baik.

Wildan Kesuma, Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia, mengatakan pemahaman literasi keuangan yang baik dapat membantu kita terhindar dari kerugian dan harus ditingkatkan sebelum mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan literasi keuangan yang baik membantu menghindari tawaran investasi yang tidak tepat.

Saat menghadapi tantangan dalam memulai usaha, kemampuan keuangan yang baik merupakan kunci penting untuk menghindari masalah keuangan dan meningkatkan peluang keberhasilan perusahaan.

***

GN/WW