Inovasi Batik Aromaterapi dari Madura yang Sukses Menembus Pasar Global

Minggu, 27 Oktober 2024 | 08:00 WIB

Inovasi Batik Aromaterapi dari Madura yang Sukses Menembus Pasar Global

LINK UMKM - Kain batik dengan aroma aromaterapi mungkin masih terasa asing bagi banyak orang di Indonesia. Namun, produk unik ini diperkenalkan oleh Warisatul Hasanah, pemilik Al-Warits, yang telah menciptakan inovasi batik aromaterapi untuk membantu memasarkan karya perajin dari Pulau Madura.

Di Toko Al-Warits yang terletak di Bangkalan, Madura, berbagai kain batik tersusun rapi. Saat memasuki toko, pengunjung akan disambut oleh aroma khas rempah-rempah yang menyengat. Ternyata, wangi tersebut berasal dari kain batik yang diproduksi di tempat tersebut. Warits, yang merupakan lulusan STIE Perbanas Surabaya, menjelaskan bahwa produk batiknya menawarkan berbagai aroma yang dapat disesuaikan dengan usia pengguna. Misalnya, untuk anak-anak, terdapat aroma jeruk dan anggur, sedangkan untuk remaja dan dewasa, tersedia variasi wangi yang lebih eksotis.

Awalnya, batik aromaterapi ini hanya memiliki aroma kayu cendana, yang kemudian berkembang menjadi puluhan varian aroma. Warits menceritakan perjalanan bisnisnya yang penuh tantangan, dimulai saat ia masih kuliah. Dengan tujuan untuk mandiri secara ekonomi, ia memulai usaha batik pada tahun 2008.

Setelah mendapatkan kesempatan belajar di Australia pada Agustus 2008, Warits membawa batik produksinya untuk dipresentasikan. Sayangnya, batik tersebut tidak diterima dengan baik dan dianggap kurang menarik. Meski begitu, Warits tidak menyerah. Ia berusaha menjelaskan tentang batik dan proses pembuatannya, serta menghadapi tantangan dari mahasiswa asal Malaysia yang mengklaim batik sebagai produk mereka. 

Warits kemudian menemukan bahwa orang Australia menyukai aroma kayu cendana, yang membawanya untuk melakukan riset lebih lanjut mengenai cara menyematkan wangi tersebut ke dalam batiknya. Setelah beberapa kali percobaan, ia akhirnya menemukan formula yang tepat dan mulai memasarkan batik aromaterapi yang sudah dapat diterima di pasaran.

Dalam proses pembuatan, Warits juga terinspirasi dari tradisi nenek moyangnya, yang dulu menggunakan cara khusus untuk merawat batik agar tetap wangi. Dengan inovasinya, batik aromaterapi kini memiliki wangi yang tahan lama berkat teknik perebusan dan pengukusan yang dikembangkan. Aroma yang ditawarkan termasuk bunga mawar, melati, dan rempah-rempah, serta buah-buahan.

Saat ini, Al-Warits melibatkan sekitar 157 perajin batik dari berbagai daerah di Madura. Warits juga mendirikan sekolah batik gratis untuk generasi muda agar tradisi ini tidak punah. Batik gentongan, yang dikenal memiliki kualitas terbaik di Madura, menjadi salah satu produk unggulannya.

Warits berhasil menembus pasar internasional, termasuk Amerika Serikat, setelah awalnya sukses di Australia. Saat ini, ia memiliki beberapa outlet di berbagai negara, termasuk Malaysia dan Singapura. Pesanan dari pasar luar negeri menunjukkan antusiasme yang tinggi, meski ia tetap menjaga hubungan dengan pelanggan dalam negeri.

Dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) turut berperan penting dalam pengembangan bisnisnya, dengan pelatihan dan fasilitas yang diberikan untuk meningkatkan kualitas produksi. Dengan target omzet yang meningkat, Warits berharap dapat memperluas pasar ekspor hingga ke seluruh dunia.

Melalui usaha dan inovasinya, batik aromaterapi Al-Warits tidak hanya mengangkat budaya lokal, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi banyak perajin di Madura.

***

MIN/AHS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x