Kalahkan Janda Bolong, Ini Tanaman Penghasil Emas!
Rabu, 9 Februari 2022 | 10:00 WIB
LINK UMKM - Indonesia ternyata memiliki tanaman yang dapat mengekstrak emas dengan cara menyerap logam berat, termasuk logam mulia.
Hal ini dijelaskan langsung oleh Pakar Biologi Tumbuhan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Hamim pada gelaran Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB, beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan logam mulia dapat diekstraksi dari tanaman penyerap logam berat. Menurutnya, logam berat menjadi komponen yang tidak mudah terdegradasi dan mampu bertahan di dalam tanah hingga mencapai ratusan tahun.
Ada beberapa jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar di jaringannya atau disebut hiperakumulator. Dengan jenis tersebut, tumbuhan dapat digunakan sebagai pembersih lingkungan yang dikenal dengan sebutan fitoremediasi.
Umumnya, tumbuhan hiperakumulator ditemukan di daerah dengan kandungan logam tinggi seperti tanah serpentin dan ultrabasa. Indonesia sendiri termasuk Kawasan yang memiliki daratan ultrabasa terbesar di dunia. Daratan ultrabasa banyak ditemui di Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
“Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di sekitar tailing memiliki kemampuan akumulasi emas tertinggi, tetapi karena bio massanya rendah, potensi fitomining-nya renda. Tanaman lembang (Typha Angustifolia) juga cukup tinggi mengakumulasi lomas emas (Au). Typha dapat menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Hal ini tentu memerlukan pendalaman lebih lanjut,” papar Prof. Hamim.
Namun, Hamim menilai, potensi tumbuhan hiperakumulator di sana belum tergarap optimal. Perlu adanya perhatian dari berbagai pihak agar potensi dapat digali dan dimanfaatkan untuk fitoremediasi dan fitomining.