LINK UMKM -  Punya teman yang ingin mengajakmu sukses dan memiliki rencana panjang untuk menjadi pengusaha, memang menguntungkan. Namun kalau ia mengajakmu untuk menjalani bisnis bersama, kamu harus pikirkan ulang deh. Karena gawat banget kalau kamu baru tahu bagaimana sikap sahabatmu ketika ia menjadi partner bisnismu yang ternyata sangatlah bossy dan terlalu mendominasi tanpa memikirkan pendapatmu! Menyebalkan bukan?

Ingatlah kemungkinan terburuk ini ketika kamu sedang mempertimbangkan akan menjalani bisnis dengan sahabat.

1. Egois
Problem: Sikapnya memang berbeda jika kamu berhadapan dengannya sebagai sahabat, bukan teman bisnis. Tapi ketika ia menjadi teman bisnis, duh mendengar pendapatmu saja seperti mendengar informasi tak penting, ia tak tertarik! Menurutnya ide yang ia miliki jauh lebih baik dibanding idemu. Kalau sudah begini, kamu pasti akan menyimpan rasa kesal, mau marah tapi kamu ingat, dia sahabatmu.

Solusi: Serba salah memang kalau kondisinya seperti itu. Mau marah tapi persahabatanmu yang sudah bertahun-tahun bisa kandas begitu saja. Tapi daripada kamu memendam rasa kesal terhadap sahabatmu, coba utarakan dengan baik kepadanya tentang idemu, dan seberapa yakin kamu dengan idemu ini. Jika dia terus mengelak, tanyakan kembali, ide mana yang akan dipilih. Kalau dia memilih idenya, terima saja dulu, lihat saja nanti akan berhasilkah idenya. Terkadang mengalah lebih baik. Kamu bisa evaluasi bersama kalau idenya ternyata memang tidak berhasil.

2. Suka Merintah
Problem: “Kamu kan seharusnya sudah kasih list beberapa fendor, kok belum ada sampai sekarang?” Begitu katanya kepadamu. Padahal, ia tahu kalau kamu juga mempunyai pekerjaan utama, meski kamu sudah mengusahakannya, kamu sudah mengirimkan list fendor untuk mendukung bisnismu dengannya. Tapi ia terus memaksamu untuk terus mencari fendor sesuai keinginannya. Tapi ia justru mencari list fendor sendiri dan mengirimkanmu hasil pencariannya, dan langsung menyuruhmu untuk menghubungi fendor yang ia pilih. Setelah kamu tepati, ternyata fendor yang ia pilih justru nggak beres!

Solusi: Kamu bisa menegurnya dengan baik supaya tidak terlalu gegabah mengambil keputusan. Ingatkan kembali kalau bisnis ini dibuat dengan modal kalian berdua, bukan hanya darinya. Jadi segala keputusan harus diputuskan bersama. Ingatkan kembali kalau kamu punya pekerjaan utama yang paling penting. Tanpa pekerjaan utama ini, mau dapat modal dari mana? Katakan serealistis mungkin ya.

3. Terlalu Ambisius
Problem: Punya sifat ambisius memang ada baiknya, tapi terlalu ambisius juga berbahaya, lho. Katakanlah temanmu itu sangat ambisius kalau bisnis kalian berdua ini ternyata mempunyai pasar yang besar. Ia begitu yakin perencanaan bisnis yang ia buat sudah sempurna dan akan mengantarkan kesuksesan dan keuntungan besar buat kalian. Tapi karena terlalu ambisius, ia cenderung ingin menyelesaikan semua pekerjaan secara cepat. Dan akibatnya, ia tak memikirkan skala prioritas, kerja jadi terburu-buru, dan nggak teliti. Belum lagi orang yang terlalu ambisius itu cenderung menganggap dirinya adalah yang terbaik dalam segala hal. Jadi jangan kaget kalau gagasan yang kamu sampaikan, diremehkan olehnya.

Solusi: Jika ia terus mengambil keputusan dengan gegabah tanpa mempertimbangkan banyak hal, sudah waktunya kamu ingatkan kalau sikapnya ini sangat mengganggu kamu dan berisiko hancurnya bisnis kalian. Ingatkan kalau dia seringkali bertindak gegabah dan mengambil keputusan hanya demi keuntungan saja tanpa memikirkan bagaimana bisnis kalian akan terus hidup dan berjalan dengan sehat.

Dari ketiga risiko di atas, kamu nggak akan alami jika sudah memiliki rekan bisnis yang memiliki visi dan misi yang sama denganmu. Ingat berbisnis dengan sahabat ada enak dan nggak-nya, tapi risiko terburuknya jangan sampai kamu dan sahabatmu putus hubungan ketika bisnis kalian tidak berjalan lancar ya.

RZ/MG