Mengenal Gross Margin dan Seberapa Penting Untuk Sebuah Bisnis
Rabu, 8 Desember 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Gross profit margin atau margin laba kotor adalah perbandingan antara laba kotor dengan penjualan atau pendapatan yang ada. Gross margin digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan dari efisiensi produk dalam meraih keuntungan bersih.
Salah satu indikator sebuah bisnis dikatakan baik dapat dilihat dari nilai gross margin nya. Gross margin juga dapat menjadi kesimpulan seberapa kuat produk yang dihasilkan dapat disukai oleh konsumen dan dapat bersaing di pasar.
Misalnya, bisnis A dan bisnis B memakai bahan dari satu produsen yang sama untuk produk jeans. Bisnis A dapat menjual satu jeans seharga Rp 199.000, sedangkan bisnis B hanya dapat menjual jeans tersebut seharga Rp 97.000.
Walaupun jenis dan bahan yang digunakan sama, tetapi nilai gross margin bisnis A masih jauh lebih besar dari bisnis B. Hal itu disebabkan bisnis A telah dikenal baik oleh konsumen sebagai bisnis pakaian yang memberikan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau.
Sedangkan bisnis B masih pada tahap mengembangkan usahanya sehingga jika mematok harga yang sama, konsumen akan lebih memilih bisnis A karena kredibilitasnya sudah baik di mata mereka.
Bisnis yang mendapatkan nilai margin gross yang tinggi maka keuntungan bersih yang didapat pun akan semakin besar. Persentase gross margin yang stabil dari tahun ke tahun atau yang terus meningkat dari waktu ke waktu menjadi pertanda baik bagi suatu bisnis.
Cara menghitung gross margin adalah dengan membagi pendapatan kotor yang didapat dibagi dengan biaya produksinya. Agar gross margin dapat dikatakan baik maka pendapatan kotor harus besar atau stabil. Sedangkan biaya produksi sebisa mungkin lebih kecil atau ditekan agar tidak melebihi nilai dari pendapatan kotor.
Dengan demikian, penghitungan margin gross berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap penjualan. Jika ternyata nilai gross margin turun maka harus dilakukan evaluasi apa yang harus dikurangi agar biaya produksi dapat ditekan.
Walaupun tidak ada standar nilai minimal gross margin yang dapat menjadi patokan, bisnis dapat mengukur nilai penjualan dengan membandingkan dengan bisnis pesaing dari bidang usaha yang sama.