Perkembangan Ekonomi Digital Bakal Ubah Karakter Kebijakan Moneter
Jumat, 3 Desember 2021 | 06:00 WIB
LINK UMKM - Peran digital kini makin meluas dan merasuki berbagai kegiatan perekonomian, baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Hal ini pun selaras dengan perkembangan teknologi yang terus meluas.
Berbagai studi empiris menunjukkan digitalisasi perekonomian, pada satu sisi telah mendorong produktivitas perekonomian. Inovasi teknologi digital di industri keuangan telah mendorong perkembangan financial technology (fintech).
Hasilnya bisa terlihat dalam sistem pembayaran dan jasa keuangan, termasuk melalui crowdfunding, peer-to-peer lending, asuransi, dan wealth management.
Bank Indonesia (BI) dalam buku Laporan Perekonomian Indonesia 2019 menilai, perkembangan ini pada gilirannya telah mendorong efisiensi dan efektivitas perekonomian. Namun, di sisi lain hal ini perlu mendapat perhatian.
Sebab pola baru kolaborasi antar pelaku ekonomi melalui sharing economy dapat mengubah peran institusi keuangan konvensional sebagai lembaga intermediasi Stabilitas sistem keuangan juga dapat terpengaruh. Ini sejalan dengan semakin merebaknya aktivitas shadow banking.
Kemudian maraknya penerbitan uang digital, dan belum tercakupnya aktivitas pelaku inovasi digital dalam pengaturan yang ada saat ini (less regulated). Perkembangan tersebut pada akhirnya dapat memengaruhi dan bahkan berisiko mengubah karakter transmisi kebijakan moneter.
Selain itu, perilaku dan hubungan antar agen ekonomi terus berubah. Sejalan dengan revolusi digital dalam kegiatan ekonomi yang meningkat pesat.
Berbagai studi empiris menunjukkan pola konsumsi masyarakat mulai banyak bergeser ke belanja dalam platform digital. Menggunakan metode pembayaran yang serba mobile, cepat, dan aman.
Hubungan industrial antarpelaku ekonomi pun beralih ke pola yang makin modular. Pola ini disertai tercatatnya data detail hingga level individu sebagai jejak data (digital footprint) hasil dari aktivitas ekonomi secara digital.
Efisien
Perkembangan ini pada satu sisi menunjukkan inovasi pada era digital berpotensi meningkatkan produktivitas dan efisiensi perekonomian melalui akses informasi yang lebih baik. Tak hanya itu, ini juga berpotensi melahirkan model bisnis dan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Pada sisi lain, perkembangan era digital itu juga perlu direspons dengan tepat. Agar tetap dapat meminimalkan risiko terjadinya konsentrasi penguasaan usaha dan data detail yang dapat mempengaruhi kesinambungan ketahanan ekonomi.
Respons kebijakan yang ditempuh tidak hanya bertumpu pada satu kebijakan. Namun perlu terintegrasi dalam satu bauran kebijakan. Pergeseran dari sisi kebijakan ini merupakan dampak lanjutan dari pergeseran karakter ekonomi.
Untuk itu, kebijakan bank sentral harus didukung kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran dan kebijakan pendukung lainnya. Selain itu, kebijakan reformasi struktural juga diperkuat untuk meningkatkan ketahanan ekonomi di tengah peran digital yang menguat.
RZ/MG