Meningkatkan Produktivitas Perajin Tapioka Lewat Bantuan Mesin
Minggu, 10 November 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Di Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Jawa Barat, pengrajin tapioka kini merasakan dampak positif dari sebuah kolaborasi antara dunia akademis, masyarakat, dan industri. Melalui bantuan mesin parut singkong yang disalurkan oleh Universitas Nasional (Unas), mereka mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil olahan tapioka.
Dr. Kisroh Dwiyono, dosen Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional, mengungkapkan bahwa bantuan mesin parut ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat yang diinisiasi oleh pihak kampus untuk mendukung pengrajin lokal. Selain mesin, pihak Universitas Nasional juga menyediakan pendampingan dalam aspek administrasi dan manajerial usaha melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang melibatkan mahasiswa dari berbagai fakultas.
Menurut Dr. Kisroh, tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pengrajin tapioka di Desa Ciluar. Dengan bantuan alat yang lebih modern, diharapkan para pengrajin dapat meningkatkan volume produksi mereka hingga 50%. Selain itu, program ini juga bertujuan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di sekitar desa, memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga pengrajin.
Partisipasi mahasiswa dalam program ini sangat diharapkan dapat membawa perubahan signifikan, tidak hanya dalam kualitas produksi tapioka, tetapi juga dalam hal manajemen usaha. Mahasiswa dari Fakultas Biologi dan Pertanian, serta Fakultas Ekonomi Unas, turut serta memberikan pelatihan dan pendampingan teknis dan manajerial kepada pengrajin. Ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru tentang pengelolaan usaha, termasuk dalam hal efisiensi produksi dan pemasaran.
Lurah Desa Ciluar, Siswanto, menyambut baik adanya bantuan dan program pendampingan ini. Ia menilai bahwa langkah strategis yang dilakukan oleh Universitas Nasional ini sangat membantu peningkatan produksi tapioka dan membuka peluang kerja bagi warga desa. Siswanto optimis, bantuan tersebut akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan berkembangnya industri tapioka di desa tersebut.
"Melalui program ini, kami berharap industri tapioka di Desa Ciluar dapat berkembang lebih baik, dan kualitas hidup masyarakat pun meningkat. Kami juga berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut di masa depan, untuk pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan," ungkap Siswanto.
Dengan bantuan mesin dan pendampingan teknis yang diberikan, para pengrajin di Desa Ciluar kini lebih siap menghadapi tantangan industri, sekaligus memperkuat daya saing produk lokal mereka. Program seperti ini menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi antara dunia pendidikan, masyarakat, dan industri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka peluang baru bagi masyarakat setempat.
***
RAT/AHS