Membangun Bisnis Tas Kanvas ala Owner Mimpi Bags
Jumat, 31 Mei 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Tidak hanya tas kulit, tas kanvas juga diminati banyak orang karena tahan lama dan mudah dibersihkan. Melihat peluang ini, Ferry Yuliana (53), pemilik Mimpi Bags di Yogyakarta, merintis usaha tas kanvas. Ia menciptakan tas kanvas yang ringan dan nyaman di bahu. Selain itu, ia mempercantik tas tersebut dengan berbagai lukisan, sablon, dan sulaman.
Sama seperti bisnis pada umumnya, untuk memulai Mimpi Bags, Ferry membutuhkan modal. Beliau berbagi kepada Kompas.com mengenai perkiraan modal untuk bisnis tas kanvas dan bahan baku yang diperlukan.
Bahan Baku dari Pabrik dan Sisa-Sisa di Pasar
Ferry tak main-main dalam mencari bahan baku. Tas kanvas miliknya dibuat dengan bahan 100% kanvas asli. Pabrik menjadi pemasok utama Ferry, di mana ia tak hanya bisa membeli kanvas, tetapi juga bisa meminta jenis kanvas tertentu sesuai kebutuhan. Selain pabrik, Ferry juga tak segan untuk berburu potongan kain kanvas sisa di pasar dengan harga yang lebih terjangkau. Bahkan, ia tak ragu untuk membeli benang belum jadi kain dan menenunnya sendiri untuk mendapatkan tekstur kanvas yang unik.
Produksi yang Efektif dan Efisien
Proses produksi tas kanvas Ferry terbilang efisien. Ia bisa memanfaatkan satu gulung kain kanvas untuk menghasilkan 200 tas. Dengan kemampuan produksi ini, Ferry mampu membuat hingga 500 tas per minggu. "Satu gulung kanvas itu bisa buat 200 tas ya, dan kami per minggunya bisa bikin 500 tas. Terus satu gulung kain itu panjangnya 100 meter," papar Ferry. Dalam hal pengadaan bahan baku, Ferry menyesuaikannya dengan tingkat permintaan. Keuntungannya memiliki pemasok tetap di pabrik membuat stok bahan baku terjamin.
Modal Awal Rp 20 Juta hingga 25 Juta
Untuk memulai bisnis tas kanvas, Ferry membutuhkan modal sekitar Rp 20 hingga 25 juta rupiah. Biaya tersebut sudah termasuk untuk bahan baku kanvas dan peralatan untuk mempercantik tas kanvas buatannya. Namun perlu dicatat bahwa angka tersebut belum termasuk peralatan melukis. Ferry yang terkenal dengan kreativitasnya, dalam hal melukis ia memanfaatkan peralatan seadanya yang ia miliki. "Untuk painting (lukis) gitu pakai kuas seadanya, pakai tangan juga bisa. Terus pakai sikat gigi yang enggak terpakai pun bisa," jelasnya. Ferry selalu berusaha memanfaatkan alat yang mudah ditemukan dan ada di sekitarnya, kecuali untuk teknik sablon.
***
FF/NAH