Jangan Salah Antara Reseller dan Dropship

Senin, 27 November 2023 | 08:00 WIB

Ilustrasi Bisnis (Tempo.co)

LINK UMKM -  Sama-sama menjadi pekerjaan yang dapat dilakukan dirumah, bukan berarti kedua bisnis ini sama. Reseller dan Dropship, masih membuat banyak orang mengira bahwa kedua bisnis ini sama. Pekerjaan yang ini naik daun lantaran keuntungan yang diperoleh cukup besar sedangkan modal yang dikeluarkan minim. Namun, ada beberapa perbedaan yang membuat Reseller dan Dropship ini berbeda, walaupun sama-sama berjualan barang tanpa mempunyai brand atau produk sendiri untuk dijual. Dilansir dari Tempo.co berikut hal-hal yang membedakan antara Reseller dan Dropship:

1. Definisi

Dimulai dari definisi kedua pekerjaan ini, untuk reseller dalam bahasa indonesia berarti menjual barang berulang. Sehingga reseller merupakan melakukan pembelian produksi dengan jumlah tertentu dari supplier, dengan tujuan untuk menjadi persediaan yang akan dijual kembali kepada konsumen. Sementara itu dropship adalah sistem menjual barang, ketika ada pembelian masuk, pihak supplier akan mengirimkan produk yang dibeli secara langsung ke konsumen dengan mengatasnamakan dropshipper.

2. Modal

Terdapat perbedaan juga pada besarnya modal yang dikeluarkan. Untuk reseller membutuhkan modal yang harus disiapkan dalam membeli barang dari supplier dan umumnya akan diberikan harga khusus.

Untuk dropship, tidak membutuhkan banyak modal dalam menjalankan bisnis. Karena seorang dropshipper tidak perlu memasok persediaan, jadi supplier akan langsung mengirimkan barang kepada konsumen secara langsung menggunakan nama dropshiper. Jadi modal yang dikeluarkan hanya untuk internet saja, melakukan promosi dan pengelolaan toko.

3. Sistem dan cara kerja

Sistem dan cara kerja pun berbeda, pada reseller sama seperti pedagang biasanya yaitu menyediakan produk baru menawarkannya kepada konsumen. Beda dengan dropship yang lebih terfokus kepada pemasaran, sedangkan yang akan mengurus barang dan pengiriman adalah pihak supplier. 

4. Pengelolaan pesanan

Setelah menerima pesanan yang masuk dari konsumen, untuk reseller akan melakukan pengemasan serta pengiriman barang secara mandiri kepada konsumen. Sedang pada pada dropship setelah menerima pesanan masuk, tidak perlu melakukan apa-apa lagi, cukup meneruskan pesanan tersebut kepada supplier. Yang mengurus pengemasan dan pengiriman adalah dari pihak supplier.

5. Keuntungan

Pada keuntungan yang diperoleh, reseller memiliki keuntungan yang lebih besar karena menggunakan modal yang lebih sedikit untuk membeli produk dan menjualnya lebih besar kepada konsumen. Namun, pada dropship harga beli yang dijual dari supplier sama saja dengan membeli eceran sehingga tidak terlalu murah.

6. Risiko yang ditanggung

Pada risiko yang ditanggung pun beda. Reseller memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dropshipper. Reseller melakukan pembelian barang dahulu untuk dijadikan persediaan akan rugi jika tidak ada pembeli yang memesan. Namun Dropshipper tidak karena tidak memiliki stok.

7. Waktu pengiriman

Terakhir yang membedakan adalah waktu pengirimannya, pada reseller waktu pengiriman bisa diatur sesuka hati sehingga bisa juga dikirim saat itu juga. Sementara untuk dropshipper tidak bisa mengirim secara langsung, karena tergantung dari supplier akan dikirim kapan.

***

LMP/PTH

Komentar (0)

Copyright @ 2024 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1569 seconds