Ciri Milenial, Keuntungan atau Ancaman Bagi Dunia Kerja?
Kamis, 9 April 2020 | 15:00 WIB
LINKUMKM - Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 jumlah generasi milenial mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia. Proporsi tersebut lebih besar dari proporsi generasi sebelumnya seperti generasi X (25,74 persen) maupun generasi baby boom dan veteran (11,27 persen). Demikian juga dengan jumlah generasi Z baru mencapai sekitar 29,23 persen.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2020. Generasi ini yang diharapkan akan menjadi pelaku penggerak perekonomian Indonesia ke depan.
Dominasi generasi millenial tentu membawa pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam dunia kerja. Dalam aspek bekerja, Gallup (2016) menyatakan para millenial punya karakteristik dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya, diantaranya,
- Para milenial bekerja bukan hanya sekedar untuk menerima gaji, namun juga untuk mendapat suatu yang dia cita-citakan.
- Millenial tidak terlalu mengejar kepuasan kerja, namun lebih pada kemungkinan berkembangnya diri mereka di dalam pekerjaan tersebut. Para milenial kerap mempelajari hal baru, kemampuan baru, sudut padang baru, mengenal lebih banyak orang, mengambil kesempatan untuk berkembang, dan sebagainya.
- Millenial tidak menginginkan atasan yang suka memerintah dan mengontrol.
- Millenial tidak menginginkan review tahunan dan menginginkan on going conversation.
- Millenial tidak terpikir untuk memperbaiki kekuranganya, millenial lebih berpikir untuk mengembangkan kelebihannya.
- Bagi millenial, pekerjaan bukan hanya sekedar bekerja namun bekerja adalah bagian dari hidup mereka.
Karakteristik generasi millenial yang begitu dinamis bisa dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan. Upaya untuk mengoptimalkan potensi millenial menjadi hal yang penting untuk pembangunan Indonesia secara komprehensif ke depan.
PM