Belajar dari Youtube, Anto Ubah Limbah Skateboard Berharga Tinggi
Jumat, 27 Maret 2020 | 16:00 WIB
LINKUMKM - Diawali dari hobinya bermain skateboard, kini Suhardi Widayanto mendapatkan keuntungan. Pria yang biasa disapa Anto ini berhasil berinovasi mengubah limbah papan skateboard menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Melihat banyaknya limbah papan skateboard yang terabaikan, Anto yang bukan seorang atlet profesional mempelajari keterampilan secara otodidak untuk mengubah berbagai macam limbah menjadi kacamata, anting, jam tangan, dan aksesoris lainnya.
"Kebetulan (belajar keterampilan) ini otodidak dari internet dari YouTube. Basis saya manajemen, jauh dari ini. (Tapi) saya coba melatih keahlian tiap hari dan berinovasi, (hingga) jadilah (produk) seperti ini," kata Anto.
Sejak akhir tahun 2016, produk-produk aksesori buatannya dipasarkan melalui label dagang "Kalani Wood". Usaha tersebut akhirnya menjadi sumber mata pencarian Anto untuk menghidupi keluarganya.
Pria yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen tersebut sangat menikmati perjalanan bisnisnya. Di samping menguntungkan, ia menjadi semakin dekat dengan skateboard, hobi yang digemari sejak remaja.
"Saya main skate dari 2001. Karena banyak papan bekas, memang dulu aku kumpulkan," kata Anto mengisahkan masa lalunya. "(Dulu) pernah kerja kantoran juga. Setelah keluar ingin (memiliki) usaha yang bisa mendukung kehidupan sehari-hari plus (menyalurkan) hobi. Kita putuskan buat kerajinan dari papan skate," katanya melanjutkan perbincangan.
Pria yang tinggal di Sleman, Yogyakarta ini menjelaskan, untuk mendapatkan bahan baku limbah papan skateboard dia menjalin relasi dengan beberapa komunitas skateboard. Dia cukup selektif menyortir bahan baku untuk memastikan kualitas produk yang dibuat secara handmade tersebut.
Salah satu keunikan produk Kalani Wood hasil karya Anto, yakni setiap unit memiliki pola desain berbeda-beda sesuai dengan corak papan yang digunakan.
Untuk kacamata Kalani Wood dibanderol dengan harga mulai dari Rp 550 ribu sampai Rp 750 ribu. Sedangkan jam tangan dihargai Rp 400-550 ribu. Setiap bulannya, ia mampu memproduksi 25-30 unit kacamata dan memasarkannya ke berbagai daerah.
"Kalau jam tangan kita pakai kulit dari sapi kerja sama dengan UKM lain. Packing juga kerja sama dengan UKM lain," tutup pria 35 tahun itu.