Pelaku UKM Garut Kembangkan Pertanian Modern Terintegrasi
Senin, 4 Februari 2019 | 08:20 WIB
Brilian - Konsep pertanian terintegrasi telah mengubah pendekatan cara bertani dari pola tradisional ke pola tepat guna. Konsep yang dijalankan pelaku UKM Pertanian di Garut, Jawa Barat ini dinilai mampu mengoptimalkan hasil tanaman.
"Konsep pertanian Garut Green Farm bisa dijadikan sebagai salah satu percontohan dalam membangun pertanian terintegrasi," ujar Deputi Restrukturisasi Usaha Kemenkop dan UKM Abdul Kadir Damanik.
Konsep pertanian terintegrasi diharapkanakan akan membuat produk pertanian semakin kompetitif dari sisi kualitas dan jumlah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor. Karena itu, pola bisnis ini perlu diperkuat dengan kemitraan agar semakin berkembang.
Garut Green Farm merupakan konsep pertanian organik modern yang dikembangkan pelaku UKM Ifan Donofan. Warga Garut ini menjalankan bisnis pertanian secara rasional dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan community development.
Ifan melakukan pendekatan mulai dari proses pembuatan bibit unggul, pupuk organik, penanaman, perawatan dan pengobatan. Untuk mengoptimalkan proses penanaman, di Garut Green Farm didirikan sebuah klinik pertanian.
"Dengan adanya klinik pertanian tersebut, berbagai penyakit yang menyerang tanaman mampu terdeteksi dan terobati," kata Ifan.
Garut Green Farm menggunakan pendekatan skema syariah, yakni akad bagi hasil Mudharabah dalam membangun community development, Sedangkan jumlah nisbah bagi hasilnya sesuai dengan kesepakatan Garut Green Farm dan para petani.
Dengan Pola bisnis ini, sebanyak 40 petani bergabung dalam pertanian terintegrasi untuk menghasilkan produk pertanian sayuran daun seperti pakcoy, lolorosa, letuce, endip, horenso dan lain-lain.
Ifan mengajak lebih banyak lagi petani bergabung untuk memasok hasil-pertanian ke pasar domestik. Menurut dia, kebutuhan produk pertanian sangat besar sehingga membutuhkan kemitraan dengan para petani untuk mengembangkan pertanian terintegrasi.
"Jangan sampai tanaman pangan organik hanya dikonsumsi masyarakat Eropa saja tapi juga masyarakat Indonesia," pungkasnya,