Startup Berkembang, Ada 5 Unicorn dan 1 Decacorn pada 2019

Minggu, 13 Januari 2019 | 15:00 WIB

Menkomonfo Rudiantara (Dok.Kemenkominfo)

Brilian - Start up digital di Indonesia diyakini akan terus berkembang ke depan. Perkembangan ini seiring dengan upaya pemerintah untuk mempercepat perkembagan ekosistem ekonomi digital bersama pemangku kepentingan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan Indonesia akan memiliki lima unicorn dan satu decacorn pada tahun 2019. Unicorn adalah istilah untuk perusahaan start-up yang memiliki valuasi minimal 1 miliar dolar AS. Sedangkan decacorn valuasinya minimal 10 miliar dolar AS.

Menurut Rudiantara, saat ini terdapat tujuh perusahaan kategori unicor di kawasan ASEAN dengan empat diantaranya berada di Indonesia. Sedangkan dari tiga unicorn sisanya, dua diantaranya pendapatan utamanya berasal dari Indonesia. Keberadaan start up yang menjadi unicorn mampu membuka lapangan pekerjaan dengan ekonomi berbagi serta pengembangan keuangan inklusif.

“Pada 2014-2015 belum ada unicorn, adanya baru pada 2017. Kenapa? Karena pemerintah mengakselerasi dan memfasilitasi teknologi digital. Jadi Indonesia ini sangat luar biasa dalam pengembangan ekonomi digital,” ujarnya seperti dikutip dari situs Kemenkominfo.

Rudiantara optimistis pada tahun 2030 total transaksi ekonomi digital bisa mencapai 130 miliar dolar AS. Nilai yang sangat besar itu,salah satunya karena gaya hidup manusia saat ini yang tidak lepas dari gadget. Potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin para pengusaha statrtup di Indonesia.

Dia menambahkan pembangunan infrastruktur digital merupakan hal yang tidak mungkin dihindari. Pemerintah berniat memperluas jangkauan dan akselerasinya sebagai bentuk affirmative policy (kebijakan keberpihakan) terhadap kebutuhan rakyat.

“Kalau tidak membangun infrastruktur digital kita tidak bisa kemana-mana, pasti kalah dengan negara lain. Kita membangun infrastruktur digital Palapa Ring, satelit kita di ASEAN sampai saat ini masih nomor 4. Tapi kalau Palapa Ring selesai semua, kita bisa menjadi nomor 2 aksesnya. Jangan bandingkan dengan Singapura, karena disana narik kabel juga gampang. Di Papua bawa tower saja harus pakai helikopter,” pungkasnya.

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x