Revitalisasi SMK untuk Penuhi Kebutuhan Industri

Rabu, 5 Desember 2018 | 15:32 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution (ekon.go.id)

Brilian - Kemenko Perekonomian bersama Kemendikbud dan lembaga terkait tengah menyusun Peta Jalan Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025. Roadmap ini tidak hanya fokus pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tetapi juga Politeknik dan Balai Latihan Kerja (BLK), serta turut melibatkan peran industri secara masif.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan terdapat empat perkembangan tren global terkait SDM di era industri 4.0. Empat tren ini harus menjadi perhatian lembaga pendidikan vokasi, utamanya SMK.

Keempat tren itu adalah munculnya teknologi digital yang memungkinkan orang dapat bekerja di mana saja, peran Long Life Learning, penggunaan media sosial yang banyak memunculkan talenta secara global tidak peduli seberapa jauh lokasinya serta manajemen kinerja berbasis analisis data.

“Menghadapi persoalan kesenjangan ekonomi dan tren global tersebut, revitalisasi SMK secara menyeluruh mendesak dilakukan," ujarnya.

Darmin seperti dikutip dari ekon.go.id, mengungkapkan revitalisasi dimulai dari perbaikan kurikulum SMK sesuai kebutuhan di masa depan, termasuk sertifikasi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Selain itu juga program pemagangan di industri untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas siswa, Training of Trainers Guru, hingga memperbaiki sistem seleksi sesuai keahlian dan meningkatkan minat calon siswa menjadi siswa SMK.

Salah satu cara untuk merevitalisasi SMK, lanjut Darmin dengan mennggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov). Hal ini didasarkan pertimbangan, Pemprov lebih mengetahui kebutuhan dan potensi daerah yang harus dikembangkan.

Pemerintah telah membuat pilot project untuk jurusan Kopi di Jawa Barat. Pilot project yang sudah dimulai pada tahun ajaran 2018 melibatkan 66 siswa. Output yang dihasilkan, selain ijazah, seorang siswa akan mendapatkan 6 kompetensi keahlian dalam 3 tahun.

Selain itu, untuk menyelaraskan kebijakan pengembangan tenaga kerja, Kemenko Perekonomian bersama Kemdikbud dan lembaga terkait dibantu World Bank Group, telah menginisiasi dan menjalankan program Skill Monitoring System (SMS).

“Dalam SMS ini, terdapat 35 Critical Occupation List (COL), yang dibutuhkan saat ini dan mendatang. COL sendiri bertujuan untuk memberikan informasi skill dalam pasar kerja, sehingga dunia pendidikan, termasuk SMK dapat mengetahui keahlian apa yang dibutuhkan oleh industry,” pungkasnya.

Ali mubarkah

6 Desember 2018 | 09:04:12 WIB 5 tahun lalu

semoga di era industri 4.0 pemerataan ekonomi kita semakin baik

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x