Tantangan Industri Kreatif Indonesia
Rabu, 7 November 2018 | 14:30 WIB
BRI - Sektor ekonomi kreatif Indonesia berkembang dengan pesat. Hal itu mengemuka dalam World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 di Nusa Dua, Bali, 6-8 November 2018.
WCCE dengan tema "Inclusively Creative" membahas isu terkait pengembangan, kesempatan dan tantangan ekonomi kreatif, seperti kohesi sosial, peraturan, pemasaran, dan ekosistem. Ditargetkan acara ini dihadiri wakil pemerintah, pelaku industri, para ahli, tokoh-tokoh terkemuka, akademisi dan media.
Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk dan jasa kreatif tetapi juga mampu menjadi bagian dari "global value chain" ekonomi kreatif. Sebagai contoh konkret, empat dari enam Unicorns, perusahaan rintisan dengan nilai lebih dari satu miliar dolar AS, di ASEAN berada di Indonesia.
Menurut survei, industri kreatif menyumbang 2,25 miliar dolar AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan mempekerjakan 29,5 juta jiwa pada 2017. Pada tahun yang sama, industri kreatif menyumbang 7,38 persen bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didominasi sektor kuliner, busana dan kriya.
Industri ini juga berkontribusi 13,2 persen penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Dari angka penyerapan tenaga kerja kreatif itu. 53,68 persen adalah perempuan.
Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Joseph Pesik mengungkapkan, sebagian besar pelaku ekonomi kreatif termasuk di Indonesia berskala kecil dan menengah.
“Ekonomi kreatif paling potensial tumbuh. Sektor ini terbukti bertahan di tengah situasi ekonomi yang melambat," ujarnya.
Pemasaran ekonomi kreatif
Sementara Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Sianjuntak menungkapkan tantangan terbesar adalah menciptakan kebijakan pemasaran produk ekonomi kreatif berbasis hak kekayaan intelektual HKI. Padahal dengan berbasis HKI akan semakin banyak nilai yang bisa diraih.
"Dengan mengedepankan HKI akan semakin banyak nilai bisnis yang diraih," kata Joshua.
Executive Vice President Institute for Microfinance PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agus Rachmadi mengatakan BRI telah mengembangkan aplikasi Wirausaha LINKUMKM yang di dalamnya terdapat berbagai fitur mulai dari berita, simulasi kredit hingga pelatihan.
BRI juga berperan dalam pembiyaan pelaku usaha ekonomi kreatif yang diimplementasikan melalui fitur simulasi hingga penawaran kredit. Pada tahun 2017, BRI menandatangani kerja sama pengembangan ekonomi kreatif dengan Bekraf selama tiga tahun.