Pengusaha Muda Ini, Melihat Buku Sekolah Jadi Peluang Usaha Besar
Kamis, 10 Maret 2022 | 16:31 WIB
Brilian - Hamzah Izzulhaq (24), Direktur Utama PT Hamasa Indonesia, mulai serius menekuni kewirausahaan sejak duduk di bangku SMA. Kala itu, dia melihat peluang usaha dari buku-buku pelajaran. Hamzah lalu melobi pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku.
Buku itu kemudian dia jual ke teman-teman dan kakak kelasnya. Strategi yang dia lakukan adalah dengan memberikan diskon kepada mereka 10% sehingga dari usahanya tersebut Hamzah mendapatkan keuntungan 20% dari setiap buku yang berhasil dia jual dan jika dikalkulasi pendapatannya selama 1 semester adalah Rp950.000.
Dari uang hasil tabungannya, Hamzah mengembangkan usaha dengan membuka konter pulsa. "Modalnya nekat saja. Kalau kita pingin sukses pasti ada risikonya," ujar Hamzah seperti yang dikutip dari Youngster.id. Sayang, usaha tersebut hanya bertahan tiga bulan. Pasalnya, teman yang menjalankan operasional malah menyelewengkan tanggung jawab.
Namun, pemuda yang kala itu duduk di bangku kelas 2 SMA tidak kapok berusaha. Dari sisa tabungannya, Hamzah menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan membeli alat pembuat pin. Ternyata, dia kembali mengalami kerugian dari usahanya tersebut. Karena dia tidak menguasai teknik dalam pembuatan pin sehingga produksinya banyak yang gagal dan ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi kesalahannya. Menurut dia, jatuh bangun dalam berwirausaha itu tidak pernah membuat dia tertekan. Malah memotivasi dirinya untuk maju dan berkembang. Itu dia pelajari dari membaca biografi pengusaha-pengusaha besar.
"Saya lihat ternyata orang-orang sukses pun juga pasti gagal dulu awalnya. Jadi, itu yang membuat kita enggak merasa sendirian. Bahkan, dia lebih sadis lagi, lebih di bawah lagi. Dulu saya lebih banyak memotivasi diri saya sendiri. Saya baca buku detail, sampai tahun berapa Walt Disney bangkrut, lalu tahun berapa bangkitnya saya hafalin betul-betul. Jadi, orang yang sukses itu saat gagal bangkit lagi, dan terus bangkit sampai mimpinya tercapai. Tapi, kalau orang tidak sukses itu biasanya ketika gagal, dia jadi galau dan enggak mau nyoba lagi," jelasnya, seperti dilansir Warta Ekonomi.
Hamzah mulai lagi dengan berjualan snack-snack roti yang memberi keuntungan. Dari sana dia kembali menangkap peluang bisnis di usaha bimbingan belajar (bimbel). Menurut Hamzah, ide itu didapat saat mengikuti komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME). Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha waralaba bimbel bernama Bintang Solusi Mandiri.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin diambil alih dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Hamzah tertarik dan kembali melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. Hamzah menggabungkan tabungannya sebesar Rp5 juta dan pinjaman Rp70 juta dari sang ayah. Ia lalu melobi rekannya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester dan itu dipenuhi.
Di bisnis bimbel ini peruntungan Hamzah tiba. Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 5 lisensi waralaba bimbel dengan jumlah siswa di atas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan net profit sekitar Rp180 juta/semester.
Hamzah memang tidak pernah berhenti mencari tantangan. Ketika merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa didelegasikan, Hamzah melirik bisnis sofa bed di daerah Tangerang. Sebuah perusahaan sofa bed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan. Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet Rp160 juta per bulan.
"Bagi saya berwirausaha itu menyenangkan. Penuh tantangan memang, tetapi menarik. Bahkan jauh lebih mudah daripada urusan percintaan saya," ucapnya sambil tertawa. Untuk memperkuat bisninya, dia pun mengubah badah usaha miliknya dari CV ke PT Hamasa Indonesia pada 2015.
Dengan sukses ini membuat Hamzah memutuskan untuk kembali ke bangku kuliah yang ditinggalkan karena fokus berbisnis. Saat ini dia kuliah semester 2 di Fakultas Ekonomi Universitas Dharmapersada. "Desakan dari ibu saya agar saya berkuliah. Agar ilmu saya dalam berbisnis lebih banyak lagi," ujarnya.
Dia mengakui perlu belajar banyak terkait manajemen usaha. Termasuk untuk menangani 70 orang karyawan. Itu pun kuliah yang diambil adalah kelas pekerja, mengingat kesibukannya yang padat. Pasalnya, di akhir 2015, Hamzah kembali mengembangkan usaha propertinya. Dia membuka perumahan selaus 3.500 meter persegi bernama Tasik Asri Village di Tasikmalaya, Jawa Barat. Rencananya usaha ini juga akan dibangun di Garut dan Bandung.
"Saya tidak ingin berpuas diri dengan apa yang sudah ada. Tidak mau sampai begitu saja. Ambisi dan mimpi saya masih banyak untuk dikejar dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi," pungkasnya.