Graduasi UMKM Lampaui Target, Penyaluran KUR Capai Rp238 Triliun di 2025
Senin, 1 Desember 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencatat pencapaian graduasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah melampaui target pada tahun 2025. Data per 15 November menunjukkan bahwa jumlah debitur yang berhasil “naik kelas” mencapai 1.321.830 unit, atau sekitar 112 persen dari target awal. Graduasi ini mencakup peralihan usaha dari super mikro ke mikro, mikro ke kecil, serta kecil ke menengah, menunjukkan adanya peningkatan kapasitas dan kapasitas produksi pelaku UMKM di berbagai sektor.
Capaian ini didukung oleh kombinasi kebijakan pembiayaan inklusif, pengawasan intensif Komisi VII DPR RI, serta strategi pemberdayaan UMKM yang menekankan sektor produktif. Salah satu indikator keberhasilan terlihat dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang difokuskan pada sektor produksi. Penyaluran KUR ke sektor produksi tercatat sebesar 60,7 persen dari total KUR, atau level tertinggi sejak program ini diluncurkan, naik signifikan dibandingkan porsi 54–56 persen pada periode 2020–2024.
Secara keseluruhan, total penyaluran KUR hingga pertengahan November 2025 mencapai Rp238 triliun, setara 83 persen dari target tahunan. Sementara itu, jumlah debitur baru tercatat sebanyak 2.252.511 unit, atau 96 persen dari target. Penyaluran KUR yang lebih besar pada sektor produksi dinilai mampu mendorong efisiensi rantai nilai, memperkuat kapasitas produksi UMKM, dan menyiapkan pelaku usaha untuk bersaing di pasar domestik maupun regional.
Selain itu, kebijakan KUR tanpa agunan hingga Rp100 juta terbukti memperluas akses modal bagi UMKM tahap awal maupun usaha kecil. Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menekankan bahwa seluruh pelaku UMKM berhak memperoleh pembiayaan tanpa harus menyediakan jaminan, sementara pelaporan pelanggaran penyaluran KUR dapat dilakukan melalui sistem pengawasan terpadu Sapa UMKM. Mekanisme ini bertujuan menjaga integritas program sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM secara inklusif.
Dampak lain dari pencapaian ini terlihat pada peningkatan kapasitas produksi, kualitas produk, dan kesiapan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar yang lebih luas. Dengan dukungan pembiayaan, pelatihan, serta pendampingan, UMKM yang “naik kelas” mampu meningkatkan nilai tambah produknya, memperluas jaringan distribusi, dan mengakses peluang ekonomi yang lebih besar.
Menjelang akhir Desember 2025, Kementerian UMKM masih menargetkan peningkatan capaian. Fokus utama adalah memastikan penyaluran KUR optimal, mendukung debitur yang sedang proses graduasi, serta memperluas program pendampingan agar UMKM terus naik kelas secara berkelanjutan. Strategi ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem UMKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan produktif.
RAT/NNA



