Kredit UMKM di Malang Tumbuh 8,41%, OJK Catat Optimisme Ekonomi Rakyat

Jumat, 28 November 2025 | 13:00 WIB

Kredit UMKM di Malang Tumbuh 8,41%, OJK Catat Optimisme Ekonomi Rakyat

LINK UMKM - Kinerja penyaluran kredit di tujuh wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menunjukkan tren peningkatan yang menegaskan daya gerak ekonomi regional sepanjang September 2025. Pertumbuhan pembiayaan tercatat mencapai 8,41 persen secara tahunan, atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada pada 7,7 persen. Lonjakan tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi masyarakat tetap dinamis, meski tekanan daya beli masih membayangi sejumlah sektor.

Porsi UMKM Meningkat, Malang Raya Jadi Episentrum Pertumbuhan

Data perkembangan kredit menempatkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai penyumbang utama pembiayaan. Dari total outstanding sebesar Rp109,64 triliun, sebanyak 33,6 persen atau setara Rp36,88 triliun disalurkan ke pelaku UMKM. Proporsi ini berada di atas ambang psikologis 30 persen, menunjukkan keberanian dunia usaha rakyat untuk memperluas kapasitas produksinya melalui perbankan.

Distribusi kredit tidak bersifat merata di seluruh wilayah. Malang Raya menjadi kawasan paling dominan dengan penyaluran kredit UMKM tertinggi. Kota Batu mencatat porsi 51,87 persen, disusul Kabupaten Malang 39,52 persen dan Kota Malang 37,38 persen. Karakteristik wilayah berbasis pendidikan dan pariwisata mendorong tumbuhnya UMKM kuliner, kerajinan, transportasi, akomodasi, hingga produk kreatif. Situasi ini memperlihatkan keterhubungan antara ekosistem ekonomi lokal dan akses pembiayaan formal yang semakin membaik.

Tingginya Permintaan Modal Kerja Jadi Indikator Ekspansi Usaha

Struktur pembiayaan di wilayah OJK Malang mayoritas merupakan kredit modal kerja, sehingga permintaan pembiayaan bukan sekadar untuk bertahan, melainkan untuk mengembangkan usaha. Arah ini menandakan meningkatnya partisipasi pelaku usaha terhadap layanan jasa keuangan dan memperluas inklusi finansial di masyarakat.

Stabilitas pertumbuhan kredit secara konsisten, meski terjadi fluktuasi kecil dari waktu ke waktu, memperlihatkan bahwa aktivitas ekonomi lokal tidak hanya pulih, tetapi mulai bergerak membentuk siklus ekspansi baru.

Peningkatan Kredit Dibayang-Bayangi Tantangan Literasi Keuangan

Di balik kenaikan kredit terdapat persoalan yang perlu diantisipasi: belum meratanya pemahaman pelaku usaha terkait manajemen pinjaman. Sebagian nasabah masih menunjukkan kecenderungan mencari jalan pintas dalam urusan restrukturisasi, misalnya mengajukan permintaan melalui surat atau perantara tanpa klarifikasi kondisi usaha. Pendekatan tersebut berisiko menghambat efektivitas verifikasi pihak bank.

Restrukturisasi sesungguhnya dirancang untuk membantu pelaku usaha saat arus kas terganggu. Namun proses tersebut mengharuskan pertemuan langsung antara bank dan peminjam agar kondisi usaha dapat dinilai secara komprehensif sebelum penentuan skema ulang pembayaran. Ketepatan proses ini sangat penting untuk menjaga kualitas kredit sekaligus keberlanjutan usaha.

Kredit UMKM sebagai Barometer Kesehatan Ekonomi Lokal

Tingkat pertumbuhan pembiayaan di OJK Malang menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi berbasis UMKM tetap menjadi fondasi penggerak pertumbuhan wilayah. Ketika masyarakat mengakses kredit modal kerja secara produktif, roda perekonomian berputar melalui peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, hingga perputaran pendapatan.

Jika tren positif ini terus berlanjut—didukung literasi keuangan yang memadai dan pendampingan kewirausahaan—ekonomi regional berpotensi mencapai daya tahan yang lebih stabil terhadap tekanan makro. Dengan demikian, peningkatan kredit UMKM bukan sekadar angka statistik, tetapi cerminan optimisme masyarakat terhadap masa depan ekonomi yang bertumpu pada daya usaha rakyat.

RAT/NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x