Kinerja Business Matching UMKM 2025 Tembus Rp2,17 Triliun, Sinyal Kuat Kesiapan Ekspor Pelaku Usaha
Rabu, 26 November 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Kinerja UMKM berorientasi ekspor pada 2025 menunjukkan penguatan signifikan setelah data resmi mencatat bahwa transaksi hasil business matching sepanjang Januari hingga Oktober telah mencapai 130,17 juta dolar AS atau sekitar Rp2,17 triliun. Nilai tersebut terdiri atas pesanan pasti senilai 56,99 juta dolar AS serta potensi transaksi sebesar 73,18 juta dolar AS. Angka ini sekaligus mencerminkan meningkatnya keterhubungan antara UMKM Indonesia dan pembeli internasional dalam ekosistem perdagangan global.
Program business matching yang dijalankan sejak awal tahun ini diarahkan pemerintah untuk membuka akses pasar luar negeri bagi pelaku usaha kecil. Informasi yang disampaikan menggambarkan bahwa agenda tersebut berjalan secara berkala melalui dua mekanisme: kurasi produk yang dilakukan oleh perwakilan perdagangan di luar negeri serta pertemuan langsung dengan pembeli mancanegara. Sepanjang sepuluh bulan pertama 2025, tercatat 542 kegiatan yang terdiri dari 348 sesi pitching dan 194 pertemuan dengan buyer. Pola ini menegaskan bahwa proses ekspansi pasar dilakukan melalui seleksi kualitas produk sekaligus fasilitasi temu bisnis yang terukur.
Khusus pada Oktober 2025, total transaksi mencapai 21,35 juta dolar AS, terdiri dari pesanan senilai 1,03 juta dolar AS dan potensi transaksi 20,32 juta dolar AS. Angka tersebut mengalami penguatan seiring penyelenggaraan pameran dagang tahunan yang mempertemukan UMKM dengan 34 buyer dari 21 negara. Pameran tersebut menjadi salah satu titik temu strategis karena membuka ruang negosiasi langsung dan memudahkan pembeli untuk menilai kualitas produk secara fisik. Sebanyak 34 UMKM mengikuti business matching secara daring, sementara 26 UMKM berpartisipasi melalui tatap muka.
Pemerintah menilai bahwa capaian ini menggambarkan konsistensi minat pasar internasional terhadap produk UMKM Indonesia, terutama pada komoditas kreatif, makanan-minuman olahan, dekorasi rumah, serta produk gaya hidup. Selain itu, data tersebut mengindikasikan bahwa standar kualitas dan kesiapan produksi pelaku UMKM telah mengalami peningkatan, sehingga lebih kompatibel dengan permintaan global.
Dalam penjelasan resmi, pemerintah juga menyebut bahwa minat pembeli luar negeri tidak terlepas dari proses pembinaan yang dilakukan sejak tahap kurasi. Tim kurator melakukan seleksi terhadap produk UMKM untuk memastikan kelayakan ekspor dari sisi kualitas, volume produksi, kepatuhan regulasi, serta keberlanjutan rantai pasok. Pendekatan berbasis kurasi ini dinilai membantu UMKM mengenali standar pasar dunia dan melakukan perbaikan produk sebelum bertemu calon pembeli.
Keberhasilan program business matching tidak hanya terlihat dari nilai transaksi tetapi juga dari jangkauan negara yang terlibat. Pada pertemuan tahun ini, pembeli yang hadir berasal dari Asia, Timur Tengah, Eropa, hingga Amerika Utara. Keragaman pasar ini membuka peluang diferensiasi produk UMKM sehingga tidak terpaku pada satu kawasan tertentu.
Dengan melihat capaian transaksi yang stabil sejak awal tahun, pemerintah menilai bahwa pelaku UMKM telah menunjukkan kemampuan adaptasi yang kuat terhadap dinamika permintaan global. Kinerja hingga Oktober 2025 dinilai menjadi fondasi yang baik untuk memperluas penetrasi pasar pada tahun berikutnya, terutama melalui kegiatan business matching yang lebih terarah dan berbasis data.
Melalui kombinasi kurasi produk, fasilitasi temu bisnis, dan pembinaan ekspor yang berkelanjutan, pemerintah berharap UMKM Indonesia semakin mampu mengambil posisi strategis di rantai nilai global dan memperkuat kontribusi terhadap kinerja perdagangan nasional.
RAT/NNA



