Kemenperin Pacu 4,43 Juta IKM Masuk Era AI untuk Tingkatkan Produktivitas Nasional

Rabu, 19 November 2025 | 08:00 WIB

Kemenperin Pacu 4,43 Juta IKM Masuk Era AI untuk Tingkatkan Produktivitas Nasional

LINK UMKM - Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan mulai diposisikan pemerintah sebagai akselerator penting bagi industri kecil dan menengah (IKM). Kebijakan ini mengemuka setelah penandatanganan kerja sama antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka dengan sebuah platform teknologi yang menyediakan solusi AI siap pakai. Langkah tersebut dipandang sebagai tahap lanjutan dari agenda digitalisasi IKM yang selama beberapa tahun terakhir difokuskan pada literasi digital, onboarding marketplace, hingga penerapan konsep industri 4.0 di lini produksi.

Pemerintah menjelaskan bahwa dorongan adopsi AI diberikan karena IKM memegang peranan besar dalam struktur industri nasional. Data terakhir menunjukkan jumlah IKM mencapai 4,43 juta unit atau 99,29% dari total unit usaha industri, dengan serapan tenaga kerja mencapai 12,81 juta orang. Dengan proporsi sebesar ini, pemanfaatan teknologi dianggap relevan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, dan kemampuan bersaing di tengah percepatan transformasi digital global.

Dalam keterangannya, pemerintah memaparkan bahwa perekonomian nasional pada triwulan III 2025 tumbuh 5,04%. Pada periode yang sama, sektor industri manufaktur tercatat berkontribusi 17,39% terhadap PDB dan tumbuh 5,58%. Kontribusi investasi industri manufaktur bahkan mencapai 39,36% atau setara Rp193,4 triliun. Pemerintah menilai capaian tersebut tidak terlepas dari peran IKM sebagai produsen yang memberi efek berantai pada sektor perdagangan, pertanian, perikanan, dan ekonomi kreatif.

Di sisi lain, pemerintah menyoroti bahwa kesiapan digital pelaku industri turut meningkat seiring penetrasi internet nasional. Berdasarkan data APJII 2025, pengguna internet mencapai 229 juta orang atau 80,66% penduduk, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini disebut sebagai indikator bahwa adopsi teknologi semakin memungkinkan dilakukan hingga ke level pelaku IKM.

Melalui kerja sama yang dijalin, pemerintah menegaskan bahwa AI akan diarahkan untuk mendukung proses produksi, pemasaran, pengelolaan data, pembukuan, hingga manajemen pelanggan. Penyedia teknologi yang terlibat disebut telah menyiapkan sistem terintegrasi sehingga IKM dapat menggunakan fitur AI mulai dari riset pasar hingga pengelolaan inventori. Mekanisme skema kredit juga diberikan agar IKM bisa mencoba layanan tersebut tanpa biaya awal, bersamaan dengan pelatihan dan pendampingan teknis.

Pemerintah juga menyampaikan hasil pengukuran kesiapan teknologi industri 4.0 melalui instrumen INDI 4.0. Pada 2024, sebanyak 204 IKM menjalani penilaian mandiri dengan rata-rata skor 1,45. Skor tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar IKM masih berada pada tahap awal transformasi digital sehingga memerlukan peningkatan kapasitas SDM dan pendampingan yang lebih intensif. Pemerintah memandang pelatihan terkait digital marketing, digitalisasi desain, dan penerapan lean production sebagai langkah awal yang strategis.

Hingga triwulan III tahun ini, program e-Smart IKM telah melatih 31.306 pelaku IKM dalam literasi digital dan penggunaan teknologi untuk proses bisnis. Pemerintah menilai percepatan pemanfaatan AI akan menjadi fase penting berikutnya dalam mendorong kontribusi IKM terhadap pertumbuhan manufaktur dan daya saing ekonomi nasional.

RA/NN

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x