Perayaan Hari Batik Menjadi Ajang Penguatan UMKM Kreatif di Kota Semarang
Minggu, 16 November 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Peringatan Hari Batik kembali menjadi ruang penting bagi pelaku usaha kreatif untuk menunjukkan kualitas produk yang lahir dari tradisi panjang warisan budaya Nusantara. Di Semarang, sebuah hotel di kawasan pusat kota memilih memanfaatkan momentum ini dengan menggelar rangkaian kegiatan yang dirancang khusus untuk memberi panggung bagi UMKM batik lokal. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan bersama pihak pemerintah daerah tanpa menyebutkan nama lembaga, dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif.
Kegiatan berlangsung pada akhir Oktober 2025 dan terbuka untuk umum, tanpa pungutan biaya. Melalui pendekatan inklusif tersebut, para perajin batik memperoleh kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka kepada pasar yang lebih luas, termasuk kalangan industri gaya hidup dan perhotelan. Upaya ini dianggap penting karena akses UMKM terhadap segmen konsumen menengah-atas masih menjadi tantangan di banyak kota besar.
Penyelenggara menyediakan ruang pamer bagi pelaku usaha batik, sehingga mereka dapat mempresentasikan beragam koleksi mulai dari batik tulis klasik hingga desain kontemporer yang mengikuti tren fashion modern. Pendekatan ini dianggap relevan mengingat permintaan konsumen masa kini cenderung mengarah pada produk yang tidak hanya sarat nilai budaya, tetapi juga cocok digunakan dalam berbagai konteks, baik untuk gaya kasual maupun acara formal.
Selain pameran, kegiatan diisi dengan workshop dan sesi berbagi pengetahuan seputar batik. Para peserta diajak memahami proses pembuatan batik dari tahap desain, teknik pewarnaan, hingga strategi pengemasan produk agar lebih kompetitif. Kegiatan membatik di atas totebag menjadi salah satu sesi yang diminati karena memberi pengalaman langsung kepada peserta, terutama generasi muda yang membutuhkan kedekatan emosional dengan produk budaya agar tercipta rasa memiliki.
Rangkaian acara semakin hidup dengan penampilan musik tradisional, seperti keroncong dan angklung, yang memperkuat suasana kultural. Kehadiran hiburan juga membantu menarik perhatian publik sehingga pelaku UMKM mendapatkan interaksi yang lebih luas dengan calon pembeli maupun jejaring baru yang berpotensi membuka kerja sama di masa depan.
Pihak pemerintah daerah yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan program yang dinilai mampu membangun ekosistem UMKM kreatif secara lebih terstruktur. Menurut mereka, keberadaan wadah semacam ini memungkinkan perajin batik memperluas akses pemasaran tanpa harus bergantung pada acara berskala besar atau pameran nasional yang biaya partisipasinya relatif tinggi.
Dari sisi penyelenggara, kegiatan ini menjadi bentuk kontribusi sosial terhadap upaya penguatan ekonomi masyarakat. Dengan memfasilitasi UMKM batik, pihak hotel berharap dapat membangun hubungan jangka panjang antara pelaku usaha lokal dan industri jasa yang berpotensi menjadi mitra strategis. Mereka menegaskan bahwa pemberdayaan ekonomi komunitas kreatif memerlukan kolaborasi lintas sektor yang saling menguatkan, khususnya dalam memperluas jangkauan pemasaran dan menciptakan peluang bisnis baru.
Perayaan Hari Batik di Semarang tahun ini menunjukkan bahwa promosi budaya dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan pendekatan yang lebih terbuka, inklusif, dan relevan terhadap perkembangan pasar, UMKM batik memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang di tengah dinamika industri fashion yang kompetitif.
RA/NN



