Festival Wayang Semesta Volume 1: Tradisi yang Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Lokal

Sabtu, 8 November 2025 | 13:00 WIB

Festival Wayang Semesta Volume 1: Tradisi yang Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Lokal

LINK UMKM - Pemerintah Kota Semarang mempertegas komitmennya dalam menjaga warisan budaya dan menggerakkan ekonomi kreatif melalui penyelenggaraan Festival Wayang Semesta Volume 1 yang akan berlangsung pada 7–8 November 2025 di Lapangan Simpang Lima. Dengan tema “Semarang Semakin Hebat, Wayang Semakin Mendunia,” kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana seni tradisi mampu bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi baru di daerah.

Secara empiris, kegiatan berbasis budaya telah terbukti memberi dampak ekonomi berlapis. Selain memperkuat identitas lokal, festival budaya menjadi ruang transaksi bagi pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner, fesyen, hingga kriya. Dalam konteks ini, Pemkot Semarang menempatkan budaya sebagai instrumen pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menilai bahwa pelestarian wayang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi pelaku seni dan pelaku usaha kecil. Kegiatan tersebut menghadirkan interaksi langsung antara masyarakat, seniman, dan UMKM lokal, yang menjadi cerminan pendekatan hexahelix dalam pembangunan daerah — kolaborasi antara pemerintah, komunitas, akademisi, media, dunia usaha, dan masyarakat umum.

Festival yang digelar selama dua hari ini akan menampilkan berbagai agenda seperti Wayang Kontemporer dan Klasik, Parade Budaya, Wayang Cilik, serta Pasar UMKM yang menonjolkan produk-produk khas Semarang. Zona interaktif Wayang Experience juga dihadirkan untuk mengajak masyarakat terlibat langsung dalam aktivitas membatik, mengukir, hingga mewarnai topeng wayang — langkah strategis untuk mendekatkan generasi muda pada budaya lokal melalui pengalaman kreatif.

Dari sisi ekonomi, keberadaan Pasar UMKM di acara ini diprediksi memberi dampak positif terhadap penjualan produk lokal. Setiap festival budaya di Semarang selama dua tahun terakhir mencatat peningkatan transaksi hingga 30 persen dibandingkan hari biasa, menandakan adanya potensi ekonomi nyata dari kegiatan berbasis budaya.

Selain itu, festival ini juga memiliki nilai simbolik yang kuat. Melalui peluncuran Patung Bima dan Srikandi, pemerintah ingin menghadirkan figur keteladanan dan kekuatan moral dalam seni tradisi. Puncak acara ditandai dengan penghargaan lifetime achievement untuk kelompok seni legendaris Ngesti Pandawa, sebagai bentuk penghargaan terhadap pelaku seni yang menjaga eksistensi wayang di tengah arus modernisasi.

Pendekatan budaya yang dikombinasikan dengan inovasi modern menjadi strategi kunci dalam menjaga daya hidup kesenian tradisional di era digital. Festival Wayang Semesta menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan — sejalan dengan visi Kota Semarang sebagai kota kreatif berbasis warisan budaya.

RA/NN

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x