Penguatan Ekosistem Rantai Pasok Jadi Kunci UMKM Naik Kelas

Kamis, 23 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Penguatan Ekosistem Rantai Pasok Jadi Kunci UMKM Naik Kelas

LINK UMKM - Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih menghadapi tantangan mendasar, terutama pada aspek rantai pasok (supply chain). Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sebagian besar usaha mikro belum mampu tumbuh optimal karena lemahnya dukungan ekosistem yang menjamin keberlanjutan usaha.

“Selama ini hasil evaluasi kami menunjukkan bahwa salah satu penyebab utama usaha mikro sulit berkembang adalah karena mereka dibiarkan berjuang sendirian tanpa jaminan pasar yang pasti,” ujar Maman saat menghadiri kegiatan pemberdayaan UMKM di Sukabumi, Kamis (9/10).

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, sejak 2022 hingga 2024 terdapat 2.546 kemitraan antara usaha besar dan UMKM dengan nilai mencapai Rp15,9 triliun. Kolaborasi tersebut melibatkan 725 perusahaan besar dan 1.505 pelaku UMKM di berbagai sektor, mulai dari pangan, ritel, hingga industri kreatif. Namun, angka itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah UMKM nasional yang mencapai lebih dari 64 juta unit usaha.

Melihat kondisi tersebut, Kementerian UMKM meluncurkan program Kemudahan Usaha Mikro untuk Bermitra (Kumitra) sebagai langkah strategis memperkuat ekosistem rantai pasok nasional. Melalui Kumitra, pelaku usaha mikro didorong agar mampu naik kelas, memperluas peluang usaha, dan terintegrasi dalam rantai pasok formal — baik di tingkat nasional maupun global.

Selain memperkuat sektor produksi, program ini juga berorientasi pada pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Maman menjelaskan, sebagian besar pelaku usaha mikro adalah ibu rumah tangga yang membutuhkan akses lebih besar terhadap pembiayaan, pendampingan, dan pasar. “Selain itu, ada amanah dari Presiden Prabowo agar perhatian khusus diberikan juga kepada saudara-saudara penyandang disabilitas,” ujarnya.

Untuk memperkuat keberlanjutan program, Kementerian UMKM menggandeng berbagai mitra strategis lintas sektor, mulai dari lembaga keuangan seperti Bank BJB, Pegadaian, Jamkrindo, dan Askrindo, hingga sektor ritel seperti Alfamart, Indomaret, Bandung Kunafe, serta lembaga sosial seperti Baznas. Kolaborasi ini tidak hanya memastikan tersedianya pasar bagi produk UMKM, tetapi juga membuka akses permodalan, pelatihan, dan jaringan distribusi yang berkelanjutan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Kita harus bersinergi dalam pengentasan kemiskinan, salah satunya dengan memperkuat UMKM dan pemberdayaan perempuan. Program Kumitra merupakan wujud nyata sinergi tersebut,” ujarnya.

Sebagai simbol keberhasilan awal, acara di Sukabumi juga menjadi momentum ekspor perdana opak singkong produksi PT Gemilang Agro Inovasi — hasil karya penyandang disabilitas — ke Brunei Darussalam sebanyak 28.800 pack dengan nilai sekitar 18 ribu dolar AS.

Langkah ini menunjukkan bahwa ketika UMKM dibekali ekosistem yang kuat — mulai dari kemitraan, pembiayaan, hingga akses pasar global — maka potensi mereka untuk tumbuh dan berdaya saing internasional semakin besar.

RA/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x