UMKM Pengolah Limbah Jadi Produk Bernilai Ekspor Lewat Rumah BUMN BRI Solo
Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Transformasi EANK Solo menjadi salah satu contoh konkret bagaimana inovasi dan pendampingan yang tepat dapat mengubah limbah menjadi sumber nilai ekonomi. UMKM asal Kota Solo ini sukses memanfaatkan limbah pipa PVC dan akrilik menjadi produk unggulan berupa sangkar burung dan akuarium yang kini menembus pasar internasional.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Rumah BUMN BRI Solo yang memberikan pembinaan terarah, serta dukungan permodalan dari fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI yang mendorong keberlanjutan usaha.
Dari Limbah Tak Terpakai ke Produk Bernilai Tinggi
EANK Solo dirintis oleh Eko S. Muryanto pada 2014. Ide bisnisnya berawal dari keresahan pribadi sebagai pecinta burung terhadap sangkar yang mudah rusak dimakan tikus dan cepat lapuk. Ia kemudian melihat peluang pada limbah pipa paralon (PVC) dan akrilik yang banyak terbuang, untuk diolah menjadi sangkar burung yang kuat, ringan, dan tahan lama.
“Limbah pipa PVC ini kita manfaatkan kembali, bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga punya nilai jual tinggi,” jelas Eko.
Kreativitas tersebut diterima baik pasar. Produk EANK Solo tak hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga berhasil diekspor ke Singapura, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Rumah BUMN BRI Solo: Wadah Pembelajaran dan Akses Pasar
Kemajuan pesat EANK Solo tidak terjadi secara instan. Sejak 2016, Eko aktif mengikuti program pendampingan di Rumah BUMN BRI Solo. Dari sana, ia mulai memahami dasar-dasar manajemen usaha, strategi digital marketing, serta branding produk agar lebih dikenal luas.
“Dulu kami masih gaptek. Di Rumah BUMN BRI, kami belajar dari nol soal manajemen keuangan dan pemasaran digital. Melalui pameran BRI UMKM EXPO(RT), kami bahkan bisa bertemu langsung dengan buyer dari luar negeri,” tutur Eko.
Selain pendampingan, Rumah BUMN BRI juga memberikan akses terhadap berbagai kegiatan promosi dan jejaring bisnis lintas sektor. Melalui pameran dan pelatihan, EANK Solo mampu meningkatkan eksposur dan memperluas jangkauan pasar secara signifikan.
KUR BRI Dorong Produktivitas dan Keberlanjutan
Faktor lain yang memperkuat kinerja EANK Solo adalah dukungan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Fasilitas ini digunakan untuk menambah modal kerja, membeli bahan baku sesuai permintaan pasar, dan menjaga kontinuitas produksi.
“Pendanaan dari KUR membuat kami bisa terus produksi tanpa kendala modal. Proses pengajuannya mudah, cepat, dan sangat membantu pelaku usaha kecil seperti kami,” ujar Eko.
Dengan dukungan tersebut, omzet EANK Solo kini stabil di kisaran Rp15–25 juta per bulan. Produksi rutin mencapai 15–20 unit sangkar ukuran sedang dan 10 unit ukuran besar setiap bulan.
Memberdayakan Lingkungan, Menggerakkan Ekonomi Lokal
Selain menciptakan produk inovatif, EANK Solo turut berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi warga sekitar. Saat ini, usaha tersebut melibatkan dua pekerja di bengkel, dua tukang ukir, serta empat pengrajin rumahan di lingkungannya.
Pendekatan sosial-ekonomi seperti ini memperkuat peran UMKM sebagai pilar pembangunan berkelanjutan—selaras dengan semangat pemberdayaan ekonomi lokal yang dijalankan Rumah BUMN BRI di seluruh Indonesia.
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global
Corporate Secretary BRI, Dhanny, menegaskan bahwa program pemberdayaan melalui Rumah BUMN dan akses KUR menjadi kunci dalam membantu UMKM naik kelas. Pendampingan intensif, pelatihan digital, serta perluasan akses pasar menjadi langkah konkret agar produk lokal Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Kisah EANK Solo menjadi bukti bahwa inovasi berbasis keberlanjutan dan kolaborasi dengan ekosistem pembinaan seperti Rumah BUMN BRI mampu menciptakan UMKM tangguh, mandiri, dan berorientasi ekspor—motor penggerak ekonomi daerah yang berdampak luas bagi masyarakat.
RA/NS



