QRIS Menguat Jadi Pilihan Transaksi UMKM Indonesia 2024 s.d 2025
Jumat, 5 September 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Periode 2024–2025 ditandai dengan perubahan signifikan dalam cara masyarakat melakukan pembayaran. QRIS semakin menguat sebagai metode transaksi utama yang digunakan konsumen, khususnya pada sektor ritel dan UMKM. Pergeseran ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa kebiasaan belanja masyarakat telah bertransformasi menuju ekosistem pembayaran digital yang lebih praktis dan aman.
Pergeseran Perilaku Konsumen
Data lapangan menunjukkan bahwa konsumen di wilayah perkotaan semakin jarang membawa uang tunai. Sebagian besar memilih melakukan pembayaran dengan QRIS karena dinilai lebih cepat, efisien, dan minim risiko. Generasi muda menjadi kelompok paling dominan dalam adopsi tren ini, sementara konsumen usia matang juga mulai terbiasa menggunakan metode serupa.
Dampak bagi UMKM
Secara empiris, pemanfaatan QRIS memberi keuntungan langsung bagi UMKM. Proses pencatatan transaksi menjadi lebih tertata, transparan, dan mudah ditelusuri, sehingga membantu pengelolaan arus kas. Dari sisi pelanggan, kemudahan transaksi digital dinilai mampu meningkatkan kenyamanan berbelanja sekaligus memperkuat loyalitas. Kondisi ini membuka peluang bagi UMKM untuk memperluas basis konsumen dan meningkatkan daya saing.
Perluasan di Wilayah Semi-Perkotaan
Tren penggunaan QRIS pada 2024–2025 tidak hanya terkonsentrasi di kota besar. Indikasi pertumbuhan mulai terlihat di wilayah semi-perkotaan, yang memperlihatkan adanya potensi pasar digital yang lebih merata. Hal ini memberi sinyal positif bagi UMKM di daerah untuk ikut memanfaatkan teknologi pembayaran sebagai sarana memperluas jangkauan usaha.
Tantangan yang Dihadapi
Meski tren terus menguat, tantangan masih dirasakan sebagian pelaku UMKM. Keterbatasan literasi digital, akses jaringan, dan pemahaman mengenai keamanan transaksi menjadi kendala utama. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya pendampingan dan edukasi berkelanjutan agar UMKM dapat memaksimalkan penggunaan QRIS secara optimal.
Titik Balik Digitalisasi UMKM
Secara logis, tren QRIS di Indonesia pada 2024–2025 dapat dipandang sebagai titik balik transformasi digital UMKM. Kecepatan adaptasi pelaku usaha akan sangat menentukan posisi mereka dalam persaingan pasar yang semakin digital. Pemerintah juga terus mendorong pemanfaatan transaksi nontunai sebagai bagian dari strategi inklusi keuangan, yang diharapkan memperkuat keberlanjutan dan daya saing UMKM di masa mendatang.
QRIS Jadi Kebutuhan Dasar UMKM
Bagi banyak UMKM, QRIS kini bukan lagi sekadar opsi tambahan, melainkan kebutuhan pokok dalam menjalankan operasional. Pelaku usaha yang konsisten mengintegrasikan sistem pembayaran digital diyakini lebih mudah menjangkau konsumen, meningkatkan volume penjualan, dan memperkuat posisi di pasar domestik yang kompetitif.
RA/NS



