AgenBRILink di Gowa Buka Akses Keuangan untuk Petani dan UMKM
Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Keberadaan AgenBRILink di berbagai pelosok Indonesia semakin menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat. Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sosok Syamsuardi menjadi salah satu contoh bagaimana layanan perbankan yang dekat dengan warga dapat memperkuat aktivitas ekonomi lokal, khususnya di sektor pertanian.
Syamsuardi mulai mengelola AgenBRILink Podomoro Jaya sejak 2017 setelah memutuskan kembali ke kampung halamannya. Latar belakangnya sebagai mantan pelaut dan perantau di Jakarta membuatnya melihat peluang besar di desanya, di mana masyarakat, terutama petani, membutuhkan layanan keuangan yang mudah dijangkau.
Melalui unit layanan tersebut, warga kini bisa melakukan berbagai transaksi perbankan tanpa harus ke kantor cabang. Aktivitas seperti setoran, penarikan tunai, pembayaran angsuran, hingga pembukaan rekening baru menjadi bagian dari rutinitas masyarakat di sekitarnya. Kehadiran AgenBRILink terbukti mempermudah akses finansial bagi kelompok yang selama ini terkendala jarak dan waktu.
Peran AgenBRILink semakin terasa penting ketika musim panen tiba. Syamsuardi mencatat adanya lonjakan signifikan dalam volume transaksi, terutama dari pengepul gabah yang melakukan penarikan tunai dalam jumlah besar, bahkan hingga ratusan juta rupiah dalam satu hari. Selain itu, masyarakat umum juga rutin memanfaatkan layanan untuk kebutuhan finansial sehari-hari. Ia bahkan mulai mengarahkan nasabah menggunakan kartu melalui mesin EDC agar transaksi lebih praktis.
Tidak berhenti pada layanan finansial, Syamsuardi menjadikan usahanya sebagai ruang belajar bagi generasi muda. Beberapa lulusan SMA di desanya diajak untuk membantu operasional AgenBRILink sekaligus belajar dasar-dasar layanan perbankan, pengelolaan transaksi, serta etika kerja. Pendekatan ini memberi pengalaman kerja awal yang bermanfaat bagi anak muda yang baru menapaki dunia profesional.
Selain mengelola AgenBRILink, Syamsuardi juga berperan sebagai penyalur pupuk bersubsidi bagi petani sekitar. Kombinasi kedua peran tersebut memperkuat kontribusinya terhadap keberlanjutan pertanian lokal sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas, baik bagi keluarganya maupun komunitas sekitar yang menggantungkan hidup pada sektor pangan.
Dari sisi makro, BRI mencatat perkembangan pesat jaringan AgenBRILink di seluruh Indonesia. Hingga akhir Juni 2025, jumlah agen telah mencapai lebih dari 1,2 juta atau tumbuh 22,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Agen-agen tersebut tersebar di 67 ribu desa, menjangkau berbagai pelosok negeri. Dari sisi transaksi, AgenBRILink mencatat volume hingga Rp 843 triliun, tumbuh 9,85 persen secara tahunan. Data ini memperlihatkan bahwa AgenBRILink telah menjadi instrumen vital dalam memperluas akses layanan keuangan dan mendorong inklusi finansial, terutama bagi petani dan pelaku UMKM di wilayah pedesaan.
Kisah Syamsuardi menjadi gambaran konkret bagaimana program AgenBRILink BRI bukan hanya sekadar layanan perbankan, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, serta mendukung rantai pasok pertanian. Bagi UMKM Indonesia, model ini menunjukkan bahwa akses layanan keuangan yang inklusif dapat menjadi fondasi penting untuk tumbuh dan berkembang lebih berkelanjutan.
RA/NS



