UMKM Jadi Motor Penggerak Program Makan Bergizi Gratis
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:00 WIB

LINK UMKM - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin diposisikan sebagai bagian penting dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah. Program ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas gizi anak bangsa, tetapi juga diproyeksikan menjadi penggerak roda ekonomi nasional, terutama melalui sektor pangan.
Program MBG dirancang sebagai ekosistem yang memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, anak-anak mendapatkan akses asupan gizi yang lebih sehat dan seimbang, sementara di sisi lain jutaan pelaku UMKM berkesempatan memperluas usahanya melalui keterlibatan langsung dalam rantai pasok pangan. Dari total anggaran MBG, sekitar 85% dialokasikan untuk kebutuhan dapur, mencakup pasokan sayuran, hasil peternakan, perikanan, hingga produk perkebunan. Alokasi ini membuka peluang besar bagi lebih dari 29 juta UMKM pangan, terutama di wilayah pedesaan, untuk berkembang secara signifikan.
Hingga pertengahan Agustus 2025, tercatat lebih dari 6.400 UMKM telah masuk dalam rantai pasok program ini. Mereka terlibat sebagai penyedia bahan baku, pedagang pasar, penyedia jasa katering di daerah, hingga pengolah limbah makanan yang diubah menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk pertanian atau pakan ikan. Fakta ini menunjukkan bahwa program tidak hanya menyalurkan bahan makanan, tetapi juga memunculkan inovasi baru dalam pemanfaatan sumber daya pangan.
Dampak nyata program terlihat di berbagai daerah. Salah satu contohnya di Pamulang, di mana seorang pemasok sayuran yang memasok ke empat dapur MBG mampu merekrut 15 ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja tambahan. Situasi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di tingkat lokal.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih membayangi. Standardisasi kualitas, kontinuitas pasokan, keterbatasan informasi teknis, dan hambatan akses pembiayaan menjadi kendala yang sering dialami UMKM. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mendorong pendampingan secara terstruktur melalui pelatihan, sosialisasi, kurasi, fasilitasi pembiayaan, hingga business matching yang melibatkan ribuan pelaku usaha.
Target program ke depan adalah memastikan bahwa minimal 60% bahan baku setiap dapur MBG bersumber dari produk UMKM. Standar ini akan terus ditingkatkan agar manfaat ekonomi lebih merata dan dirasakan langsung oleh pengusaha mikro.
Dengan dukungan lintas kementerian dan kolaborasi berbagai pihak, sektor UMKM pangan diyakini mampu menjadi fondasi keberhasilan program Merdeka Gizi. Selain memperkuat ketahanan pangan, keterlibatan UMKM juga dipandang strategis dalam mencetak generasi emas Indonesia 2045 yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
RA/NS



