3 Kelemahan Utama yang Masih Membayangi UMKM Indonesia

Minggu, 24 Agustus 2025 | 13:00 WIB

3 Kelemahan Utama yang Masih Membayangi UMKM Indonesia

LINK UMKM - UMKM di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar yang menghambat pertumbuhan dan daya saingnya. Berdasarkan pemetaan kondisi terkini, setidaknya ada tiga kelemahan utama yang perlu segera ditangani agar UMKM dapat naik kelas dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Pertama, persoalan kompetensi masih menjadi pekerjaan rumah terbesar. Data menunjukkan bahwa sekitar 74% pelaku UMKM di Indonesia belum mampu menyusun laporan keuangan secara benar. Kondisi ini berdampak langsung pada keterbatasan akses pembiayaan, karena banyak lembaga keuangan tidak dapat melayani UMKM yang tidak memiliki laporan keuangan tertib. Keterbatasan kompetensi tersebut dinilai menghambat peluang UMKM untuk berkembang lebih jauh.

Kedua, masalah jaringan pasar masih membatasi ruang gerak UMKM. Hasil survei memperlihatkan bahwa lebih dari 50% UMKM di Indonesia masih beroperasi dalam lingkup sangat terbatas, hanya pada skala kecamatan, RW, atau bahkan RT. Padahal, di tengah perkembangan teknologi digital, seharusnya jaringan pemasaran UMKM dapat menembus pasar yang lebih luas. Fakta bahwa banyak pelaku usaha belum memahami strategi masuk ke ekosistem digital menunjukkan bahwa literasi teknologi masih rendah dan menjadi faktor penghambat signifikan.

Ketiga, keterbatasan modal juga masih menjadi masalah klasik yang menekan UMKM. Skala modal usaha yang dimiliki pelaku UMKM di Indonesia dinilai jauh tertinggal dibandingkan dengan UMKM di negara maju. Usaha mikro di dalam negeri rata-rata hanya memiliki modal sekitar Rp1 miliar, usaha kecil berada di kisaran Rp1–5 miliar, dan usaha menengah sekitar Rp5–10 miliar. Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan UMKM di kawasan Eropa dan Amerika yang modal awalnya bisa mencapai Rp500 miliar. Ketimpangan ini memperlihatkan jurang besar yang harus dijembatani jika UMKM Indonesia ingin sejajar dengan standar global.

Kondisi ini menegaskan bahwa transformasi UMKM tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Jika Indonesia ingin menjadi negara maju dari sisi kewirausahaan, maka dibutuhkan upaya luar biasa dengan melibatkan sinergi berbagai pihak. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, perluasan akses pasar berbasis digital, serta penguatan akses permodalan menjadi kunci penting agar UMKM Indonesia tidak lagi terjebak dalam lingkaran keterbatasan yang sama.

RA/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x