Dari Dapur ke Bandara: Perjalanan UMKM Binaan BRI Menembus Pasar Modern
Selasa, 19 Agustus 2025 | 13:00 WIB

LINK UMKM - Rumah BUMN binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menunjukkan perannya dalam mendorong UMKM naik kelas. Salah satu kisah yang menjadi bukti nyata adalah perjalanan usaha Erildya Cemilan Family, yang berawal dari dapur rumah tangga sederhana hingga kini mampu menembus etalase supermarket dan bandara.
Kisah tersebut berawal dari Enih, seorang ibu rumah tangga di Tangerang, yang memulai usaha camilan setelah usahanya terdampak pandemi Covid-19. Dengan modal terbatas dari gaji suami, ia mencoba membuat keripik tradisional untuk konsumsi keluarga. Camilan rumahan itu lambat laun menarik minat banyak orang hingga akhirnya berkembang menjadi merek Erildya Cemilan Family.
Sejak resmi menekuni bisnis camilan pada 2021, Enih terus memperluas pasarnya. Produk seperti keripik tempe, seblak kering, dan kacang kriwil kini tersedia di toko oleh-oleh bandara, gerai Sarinah Thamrin, hingga jaringan ritel modern seperti Hypermart. Produksi dilakukan secara homemade dengan kapasitas sekitar 50 bungkus per hari, dan jika ada pesanan besar, seluruh anggota keluarga ikut terlibat dalam proses produksi.
Perubahan signifikan terjadi ketika Enih bergabung dengan Rumah BUMN Jakarta setelah menemukan informasi pelatihan melalui media sosial. Program tersebut membekalinya dengan keterampilan digital marketing, pemanfaatan data e-commerce, hingga pembuatan konten promosi. Pendampingan tersebut membuat penjualan online mulai berkembang meskipun toko offline masih menjadi andalan utama. Digitalisasi kemudian menjadi target penting bagi Enih, yang bercita-cita membentuk badan usaha berbadan hukum, memperluas pasar ke seluruh Indonesia, dan memiliki pabrik kecil untuk produksi.
Dukungan BRI melalui Rumah BUMN tidak hanya menghadirkan pelatihan, tetapi juga membuka peluang jejaring yang lebih luas, termasuk kerja sama lintas sektor. Hingga pertengahan 2025, BRI telah mengelola 54 Rumah BUMN dengan lebih dari 16.000 pelatihan yang digelar untuk pelaku usaha. Pemberdayaan ini diyakini mampu memperkuat fondasi UMKM nasional agar semakin siap menghadapi pasar digital dan kompetisi yang kian terbuka.
Kisah sukses Enih mencerminkan bahwa keberanian mencoba, disertai bimbingan yang tepat, dapat mengubah usaha kecil menjadi produk bernilai jual tinggi. Perjalanan dari dapur rumah hingga etalase bandara menjadi bukti bahwa UMKM Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh bersama dukungan ekosistem yang inklusif.
RA/NS



