UMKM Pangan Jadi Penopang Program Makan Bergizi Gratis
Senin, 18 Agustus 2025 | 13:00 WIB

LINK UMKM - Pemerintah menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas gizi anak bangsa, tetapi juga diarahkan sebagai penggerak ekonomi nasional melalui pelibatan UMKM, khususnya di sektor pangan.
Manfaat Ganda Program MBG
Program MBG dirancang untuk memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, anak-anak mendapat jaminan gizi yang cukup dan sehat, sementara di sisi lain tercipta peluang ekonomi yang luas bagi jutaan pelaku UMKM. Pemerintah menyampaikan bahwa 85% anggaran program dialokasikan untuk pengadaan bahan pangan, mulai dari hasil pertanian, peternakan, perikanan, hingga perkebunan. Kebijakan ini dinilai membuka ruang besar bagi UMKM pangan, terutama yang berada di pedesaan, untuk mengakses pasar yang lebih terjamin.
Keterlibatan UMKM dalam Rantai Pasok
Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 6.400 UMKM telah masuk dalam rantai pasok MBG. Keterlibatan itu meliputi pemasok bahan baku, pedagang pasar, penyedia jasa katering, hingga pengolah limbah pangan yang mampu menciptakan produk baru seperti pupuk pertanian atau pakan ikan. Fakta ini memperlihatkan bahwa program MBG mendorong terciptanya ekosistem ekonomi yang lebih inklusif.
Di beberapa daerah, dampaknya sudah terlihat jelas. Misalnya, di wilayah Pamulang, seorang pemasok sayuran yang terhubung dengan beberapa dapur MBG merekrut belasan ibu rumah tangga untuk membantu proses pengolahan sayuran. Kondisi ini tidak hanya mendukung program gizi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru di tingkat lokal.
Tantangan UMKM dalam Program MBG
Meski peluang yang ditawarkan program ini besar, tantangan tetap ada. Pemerintah mencatat sejumlah kendala yang dihadapi UMKM, mulai dari pemenuhan standar kualitas produk, kontinuitas pasokan, hingga keterbatasan informasi teknis. Masalah akses pembiayaan juga masih menjadi hambatan klasik yang membatasi kapasitas produksi banyak UMKM.
Dukungan Pendampingan dan Akses Pasar
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah menggulirkan program pendampingan terstruktur berbasis digital. Pendampingan ini mencakup sosialisasi, pelatihan, kurasi produk, business matching, hingga fasilitasi pembiayaan. Ribuan UMKM telah mengikuti kegiatan ini dengan tujuan meningkatkan kapasitas sekaligus memperkuat daya saing mereka.
Pemerintah juga menetapkan target agar minimal 60% bahan baku di setiap dapur MBG berasal dari produk UMKM. Standar ini diharapkan dapat terus ditingkatkan agar manfaat ekonomi dari program dirasakan seluas mungkin, khususnya oleh pengusaha mikro di tingkat daerah.
Menuju Generasi Emas 2045
Program MBG dipandang sebagai langkah strategis untuk mencetak generasi emas Indonesia 2045. Dengan memastikan gizi anak-anak terjaga dan pada saat yang sama memperkuat peran UMKM pangan, program ini diyakini mampu memberikan efek berganda bagi pembangunan nasional. Pemerintah optimistis bahwa kolaborasi lintas sektor akan membuat UMKM pangan semakin tangguh sekaligus menjadi penopang keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.
RA/NS



