Pelatihan Branding Perkuat Daya Saing UMKM Makanan Kemasan di Wilayah Perdesaan
Minggu, 20 Juli 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Sebanyak 30 pelaku UMKM pemula di sektor makanan kemasan yang berasal dari Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, mengikuti pelatihan bertajuk Strategi Branding dan Kewirausahaan untuk Usaha Pemula Makanan Kemasan. Kegiatan yang berlangsung pada 25 Mei 2025 tersebut menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat melalui jalur pendidikan tinggi, dengan tujuan utama meningkatkan kapasitas usaha berbasis potensi lokal desa.
Pelatihan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan dasar pelaku usaha pemula dalam membangun identitas merek, mengembangkan pola pikir kewirausahaan, serta memahami strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik pasar lokal. Materi yang diberikan mencakup aspek-aspek mendasar seperti penamaan merek, desain logo dan kemasan, storytelling produk, hingga penyusunan rencana usaha.
UMKM Desa Hadapi Tantangan Branding dan Akses Pasar
Berdasarkan observasi awal, banyak pelaku usaha di wilayah perdesaan memiliki produk dengan kualitas yang layak bersaing namun belum memahami pentingnya membangun merek sebagai instrumen kepercayaan pasar. Pelatihan ini bertujuan mempersempit kesenjangan tersebut dengan memperkenalkan konsep branding bukan hanya sebagai elemen visual, melainkan sebagai representasi nilai dan cerita di balik produk.
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini bersifat partisipatif. Para peserta dilibatkan secara aktif melalui metode studi kasus, diskusi kelompok, simulasi pembuatan kemasan, hingga praktik menyusun rencana usaha. Strategi ini diyakini mampu meningkatkan efektivitas transfer pengetahuan dan mempermudah adopsi konsep branding dalam konteks usaha skala kecil.
Perubahan Signifikan dalam Pemahaman dan Kesiapan Bisnis
Evaluasi terhadap hasil pelatihan menunjukkan peningkatan pemahaman yang cukup signifikan. Skor rata-rata peserta pada tes awal yang hanya mencapai 59,8 meningkat menjadi 83,8 pada tes akhir. Selain itu, sebanyak 90% peserta berhasil merancang identitas merek produk mereka sendiri, dan sekitar 75% telah menyusun rencana usaha secara sederhana namun terstruktur.
Temuan tersebut mengindikasikan bahwa intervensi pelatihan berbasis praktik langsung memiliki efektivitas tinggi, khususnya bagi pelaku usaha pemula yang belum memiliki latar belakang bisnis formal. Banyak di antara peserta menyampaikan bahwa ini merupakan kali pertama mereka menyusun desain merek dan mengemas produk secara profesional.
Branding sebagai Katalisator UMKM Naik Kelas
Dalam konteks pemberdayaan ekonomi desa, penguatan kapasitas branding dinilai sebagai langkah krusial dalam mendorong UMKM untuk naik kelas. Melalui penciptaan merek yang kuat dan kemasan yang menarik, produk lokal berpeluang memperluas jangkauan pasarnya—baik di tingkat regional maupun nasional.
Branding yang efektif bukan hanya berfungsi sebagai alat promosi, tetapi juga menciptakan nilai tambah dan daya saing produk. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan, perluasan akses pasar, dan terbukanya peluang kemitraan dengan pelaku industri atau lembaga distribusi.
Dorongan Kolaboratif untuk Inkubasi UMKM Berkelanjutan
Program pelatihan ini telah memunculkan antusiasme tinggi di kalangan peserta, dan dinilai berpotensi direplikasi di wilayah lain. Pemerintah daerah pun mendorong agar kegiatan semacam ini menjadi bagian dari program inkubasi UMKM secara berkelanjutan. Dalam hal ini, sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah desa, serta dinas terkait dipandang sebagai pilar penting agar pendampingan UMKM tidak berhenti pada pelatihan satu kali, tetapi berkembang menjadi proses transformasi usaha jangka panjang.
Dengan model intervensi yang berbasis praktik, partisipatif, dan berkelanjutan, pelatihan branding seperti ini dinilai mampu menjadi salah satu strategi efektif untuk memperkuat UMKM sektor makanan kemasan di desa sebagai bagian penting dari ekonomi nasional.
***
ALP/NS



