Momentum Strategis Perkuat UMKM Berbasis Keluarga: Peringatan HKG PKK ke-53
Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 yang diselenggarakan bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X tahun ini dinilai memiliki dampak strategis terhadap penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang berbasis keluarga dan komunitas lokal. Kegiatan yang digelar di Samarinda, Kalimantan Timur, tidak hanya menjadi sarana konsolidasi kelembagaan PKK, tetapi juga membuka ruang aktualisasi ekonomi kerakyatan yang lebih luas.
Dalam rangkaian acara tersebut, dilaksanakan festival UMKM serta layanan kesehatan gratis yang menyasar masyarakat sekitar, khususnya pelaku usaha kecil. Kegiatan ini mencerminkan bentuk konkrit dari pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas yang terintegrasi dengan program-program keluarga, selaras dengan sepuluh program pokok yang selama ini menjadi fokus PKK.
UMKM dan Peran Domestik Perempuan dalam Ekonomi
Kajian empiris menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM berasal dari kalangan ibu rumah tangga yang membutuhkan dukungan pembinaan, fasilitasi, dan akses pasar. Keterlibatan aktif PKK dalam pemberdayaan UMKM menjadi penting mengingat organisasi ini memiliki struktur hingga tingkat akar rumput dan dapat menjadi jembatan antara kebijakan pemerintah dengan kebutuhan masyarakat.
Dari sisi sosiologis, peran domestik perempuan yang dikonversi menjadi kekuatan produktif melalui UMKM mampu mendongkrak ketahanan ekonomi rumah tangga. Dalam konteks ini, PKK berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi keluarga melalui pelatihan, pendampingan, hingga akses jaringan distribusi produk lokal.
UMKM sebagai Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Sektor UMKM selama ini dikenal sebagai penopang utama perekonomian nasional, menyumbang kontribusi signifikan terhadap PDB serta menyerap sebagian besar tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu, penguatan struktur pendukungnya – seperti yang dilakukan melalui sinergi PKK – menjadi kebutuhan mutlak agar daya tahan ekonomi lokal semakin meningkat.
Kolaborasi antara gerakan pemberdayaan perempuan dan pelaku UMKM dinilai mampu menciptakan ekosistem yang saling menguatkan. Dengan pendekatan ini, UMKM tidak hanya tumbuh secara individu, tetapi juga terintegrasi dalam gerakan sosial yang lebih luas.
Kolaborasi Sosial Menuju Kemandirian Ekonomi Keluarga
Pemerintah daerah dalam hal ini memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan acara tersebut sebagai bentuk pengakuan terhadap pentingnya sinergi antara organisasi berbasis komunitas dengan pelaku ekonomi mikro. Kolaborasi lintas sektor ini diarahkan untuk memperluas partisipasi publik dalam pembangunan ekonomi berbasis keluarga.
Selain memperkuat daya saing produk lokal, kegiatan semacam ini juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya konsumsi produk dalam negeri. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga bagian dari rantai nilai yang memperkuat UMKM di tingkat desa hingga kota.
Jalan Panjang Menuju Ekonomi Keluarga Tangguh
Penguatan UMKM melalui pendekatan berbasis keluarga dinilai sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menempatkan manusia sebagai subjek utama pembangunan. Momentum HKG PKK ke-53 menjadi salah satu contoh bagaimana sinergi antar unsur masyarakat dapat menciptakan daya ungkit ekonomi yang berdampak nyata, terutama bagi kelompok rentan dan pelaku usaha kecil.
Upaya semacam ini sekaligus menjadi bukti bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya dimulai dari pusat, tetapi dapat tumbuh kuat dari akar komunitas – dimulai dari keluarga, digerakkan oleh solidaritas sosial, dan dijalankan dengan prinsip gotong royong.
***
ALP/NS



