UMKM Kuliner Naik Kelas Lewat Pembinaan dan Eksposur Global dari BRI

Rabu, 16 Juli 2025 | 09:00 WIB

Sanrah Food tembus pasar ekspor lewat pembinaan UMKM terintegrasi dari BRI.

LINK UMKM - Akses terhadap pasar ekspor bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tak lagi menjadi impian yang sulit dicapai. Salah satu kisah sukses datang dari Sanrah Food, sebuah UMKM kuliner yang membuktikan bahwa transformasi bisnis lokal menjadi pemain ekspor dapat terwujud dengan dukungan pembinaan sistematis dan akses pasar yang terintegrasi.

Peralihan Strategi dan Adaptasi Produk

Sanrah Food berawal dari inisiatif pelaku usaha bernama Lina S. Rahmania yang memutuskan membangun bisnis setelah masa pensiun sang suami. Pada tahap awal, ia mengelola warung makan dengan menu unggulan bebek. Namun setelah setahun menjalani usaha konvensional tersebut, ia melakukan reposisi usaha ke segmen makanan beku yang dinilai lebih efisien dan minim risiko.

Dengan pendekatan bertahap namun konsisten, Sanrah Food kemudian memperluas portofolio produknya menjadi sekitar 20 varian, termasuk bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, paru pedas, hingga aneka sambal kemasan. Produk-produk ini tidak hanya dijual langsung ke konsumen, tetapi juga dipasok ke beberapa restoran mitra.

Legalitas usaha pun dibangun secara bertahap, menunjukkan keseriusan dalam memenuhi standar industri. Keputusan untuk fokus pada produk makanan beku dan sambal diklaim berdasarkan pertimbangan risiko dan potensi pasar yang lebih terukur.

Intervensi Pembinaan dan Peran BRI

Ekspansi usaha Sanrah Food tidak terlepas dari peran aktif BRI yang teridentifikasi sebagai institusi finansial yang menyediakan ekosistem pemberdayaan UMKM secara terstruktur. Dukungan tersebut mencakup kurasi produk, fasilitasi keikutsertaan dalam pameran berskala nasional dan internasional, hingga akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan proses yang mudah dan cepat.

Sanrah Food tercatat telah beberapa kali tampil dalam berbagai expo, termasuk ajang FHA Food & Beverage 2025 di Singapura pada April lalu. Keikutsertaan dalam ajang tersebut merupakan hasil dari seleksi ketat terhadap ribuan UMKM binaan BRI, di mana hanya sekitar 20 pelaku usaha yang lolos kurasi.

Selain eksposur, pelaku UMKM juga menerima berbagai bentuk dukungan non-finansial dari BRI seperti penginapan, logistik produk, pembelian sampel, dan transportasi selama pameran berlangsung. Hal ini mempertegas posisi BRI sebagai katalisator pertumbuhan UMKM yang berorientasi ekspor.

Efek Berantai dan Daya Saing UMKM

Kasus Sanrah Food mencerminkan bahwa daya saing UMKM tidak hanya bersandar pada inovasi produk, tetapi juga pada ketersediaan dukungan ekosistem yang menyeluruh. Mulai dari pembiayaan, pelatihan, hingga penghubung pasar global menjadi prasyarat bagi UMKM untuk naik kelas.

Pihak BRI dalam pernyataan terpisah menyampaikan bahwa komitmen membangun ekosistem pemberdayaan UMKM bersifat jangka panjang. Tujuannya tidak hanya mengembangkan bisnis secara lokal, melainkan mendorong UMKM Indonesia untuk berkiprah di tingkat global. Pendekatan ini diyakini menjadi strategi kunci dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional berbasis kerakyatan.

Peta Jalan UMKM Go Global

Transformasi Sanrah Food menjadi entitas bisnis yang mampu menembus pasar luar negeri menunjukkan pentingnya keterhubungan antara inovasi produk, manajemen yang adaptif, dan akses terhadap pembinaan terstruktur. Dalam konteks ini, kehadiran BRI sebagai mitra pembina UMKM memiliki pengaruh nyata dalam membuka peluang ekspansi global bagi pelaku usaha skala kecil.

Dengan menempatkan UMKM sebagai bagian dari rantai nilai ekonomi yang kompetitif, pemberdayaan terarah semacam ini dapat menjadi peta jalan konkret menuju target nasional “UMKM Naik Kelas” yang sesungguhnya.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x