Transformasi Gedebog Pisang oleh UMKM Garut

Selasa, 15 Juli 2025 | 09:00 WIB

Kerajianan Pelepah pisang pemuda ini tembus pasar internasional.

LINK UMKM - Pemanfaatan limbah organik untuk mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menunjukkan perkembangan signifikan. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sekelompok perajin perempuan menginisiasi pengolahan gedebog pisang—bagian batang pohon pisang yang selama ini dianggap tidak berguna—menjadi produk furnitur dan dekorasi rumah bernilai ekonomis.

Namun, keterbatasan teknologi produksi menjadi tantangan utama dalam menjaga efisiensi dan konsistensi mutu produk. Proses ekstraksi serat yang masih dilakukan secara semi-manual menyebabkan hasil yang tidak seragam, sedangkan teknik pewarnaan alami menggunakan bahan berbasis kentang untuk menghilangkan lignin belum sepenuhnya optimal karena tingginya biaya dan risiko degradasi serat.

Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, dukungan teknologi dari pemerintah melalui program pendampingan usaha berbasis riset dan inovasi diterapkan untuk membantu proses hilirisasi produk. Lokasi pendampingan berfokus di fasilitas daur ulang terpadu yang dikelola komunitas lokal, dengan penerapan alat pengepres dan pewarnaan untuk meningkatkan efisiensi produksi serta mutu serat hasil olahan.

Pendampingan ini dilaporkan bertujuan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas produk UMKM berbahan limbah pisang. Meski demikian, keberlanjutan program dinilai memerlukan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, karena belum mencakup penyediaan peralatan maupun pembiayaan usaha.

Salah satu peneliti yang mendampingi pelatihan tersebut mengungkapkan bahwa pengolahan limbah gedebog pisang masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Kolaborasi antara pelaku usaha dan peneliti diharapkan menjadi kunci dalam menciptakan inovasi berbasis limbah yang berdaya saing tinggi.

Dukungan terhadap pendekatan ini juga datang dari pihak pemerintah daerah yang menilai bahwa model pendampingan berbasis komunitas ini dapat direplikasi di wilayah lain. Pemanfaatan limbah pisang dinilai relevan, mengingat tanaman pisang tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia dan limbah batangnya kerap terbuang percuma sehingga berpotensi mencemari lingkungan.

Salah satu pelaku usaha yang terlibat dalam program menyampaikan bahwa ia tak pernah menyangka bahan mentah seperti gedebog pisang dapat diolah secara presisi hingga menghasilkan produk seragam berkualitas. Ia juga berharap agar pendampingan teknologi ini dapat terus berlanjut dan diperluas.

Dengan mengedepankan pendekatan riset dan inovasi, serta sinergi antara pelaku UMKM, pemerintah, dan masyarakat, transformasi limbah menjadi nilai ekonomi dinilai mampu mendukung percepatan transisi menuju ekonomi sirkular. Potensi besar ini memberikan peluang agar sektor UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan dari akar rumput.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x