Dukungan Program Klasterkuhidupku, BRI Tingkatkan Produksi Klaster Susu Mulya Abadi di Ponorogo
Kamis, 10 Juli 2025 | 12:00 WIB

LINK UMKM - Pemberdayaan ekonomi berbasis klaster usaha yang dijalankan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan dampak konkret dalam penguatan sektor UMKM di daerah. Salah satu implementasi nyata dari program Klasterkuhidupku tersebut terlihat dalam perkembangan pesat Klaster Susu Mulya Abadi di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Klaster ini awalnya digagas oleh 25 peternak sapi perah di Dusun Ngelon, Desa Pudak Wetan, yang mengalami kekosongan kelembagaan setelah Koperasi Sumber Rejeki berhenti beroperasi. Merespons kebutuhan akan wadah usaha bersama, para peternak membentuk klaster yang kini telah berkembang pesat dan menaungi lebih dari 300 anggota dari enam desa di kawasan Pudak. Pertumbuhan ini tidak lepas dari dukungan strategis yang diberikan BRI, baik dalam bentuk pembiayaan, pendampingan usaha, maupun fasilitasi sistem keuangan digital.
Koordinator klaster, Samsul Hadi, menyampaikan bahwa sejak awal pendirian, semangat gotong royong dan kepercayaan menjadi landasan utama keberlanjutan klaster. Kehadiran BRI dalam fase awal, bahkan sebelum terjadinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022, memberikan akses permodalan yang sangat dibutuhkan oleh peternak. Ketika pandemi penyakit tersebut melanda dan menyebabkan penurunan produksi susu hingga 50%, BRI kembali hadir menawarkan solusi pembiayaan pengadaan indukan sapi baru yang lebih produktif.
Dukungan finansial yang fleksibel, seperti keringanan angsuran dan modal tanam rumput pakan sapi, menjadi instrumen penting yang membantu klaster bertahan dalam masa krisis. Hal ini membuktikan bahwa pembiayaan inklusif harus diiringi oleh pendekatan adaptif dan humanis, sesuai dengan karakteristik usaha kecil di sektor peternakan.
Hingga pertengahan tahun 2025, Klaster Susu Mulya Abadi telah mencatatkan produksi harian mencapai 10.000 liter susu, yang disetorkan dua kali sehari ke mitra industri pengolahan. Untuk mendukung efisiensi dan kualitas, susu yang dihasilkan disimpan sementara dalam tiga unit mesin pendingin berkapasitas total 7.500 liter sebelum dikirim menggunakan truk tangki. Sistem pembayaran hasil produksi pun kini terintegrasi melalui rekening BRI, sehingga memberikan jaminan transparansi dan pengelolaan keuangan yang tertib bagi seluruh anggota klaster.
Secara ekonomi, model ini menunjukkan efisiensi distribusi dan peningkatan pendapatan bagi para peternak, bahkan harga jual susu dari klaster ini disebut sebagai yang tertinggi di wilayahnya. Keberhasilan tersebut mencerminkan peran strategis lembaga keuangan dalam membentuk ekosistem ekonomi mikro yang sehat, resilien, dan berkelanjutan.
Pada level kelembagaan, pendekatan BRI melalui Klasterkuhidupku tidak sebatas pembiayaan modal kerja. Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menegaskan bahwa program ini juga mencakup pelatihan manajemen usaha, literasi keuangan, digitalisasi sistem pembayaran, hingga pendampingan berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah menciptakan ekosistem usaha lokal yang mandiri, berdaya saing, dan mampu naik kelas, sekaligus membuka lapangan kerja baru di tingkat lokal.
Jika ditinjau dari perspektif ekonomi pembangunan, kasus Klaster Susu Mulya Abadi dapat diposisikan sebagai model mikro dari teori ekosistem kewirausahaan berbasis komunitas, di mana sinergi antaraktor—masyarakat, institusi keuangan, dan dukungan teknis—berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi daerah. Keberhasilan ini menegaskan pentingnya integrasi pembiayaan dengan intervensi non-finansial dalam mendorong sektor produksi skala kecil.
Ke depan, tantangan yang dihadapi klaster ini tidak hanya pada aspek produksi, tetapi juga perluasan pasar dan penguatan rantai pasok. Namun, dengan pondasi kelembagaan yang kuat, tata kelola transparan, serta dukungan BRI yang berkelanjutan, Klaster Susu Mulya Abadi diyakini mampu menjadi lokomotif ekonomi rakyat di wilayah Ponorogo dan menjadi rujukan nasional dalam pengembangan klaster peternakan sapi perah berbasis komunitas.
***
ALP/NS



