Transformasi Singkong Jadi Tepung: UMKM Desa Meningkatkan Nilai Tambah dan Ketahanan Ekonomi Lokal

Kamis, 10 Juli 2025 | 10:00 WIB

Rumah Produksi dan Pemasaran sebagai bagian dari program BRI Life Berbagi; Pelatihan Peningkatan Literasi Keuangan dan Kapasitas Usaha bagi UMKM Monalisa.

LINK UMKM - Di tengah tantangan geografis berupa keterbatasan air dan pola tanam musiman, masyarakat Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, mulai menunjukkan transformasi ekonomi berbasis komoditas lokal. Singkong yang sebelumnya hanya dianggap sebagai pakan ternak kini beralih fungsi menjadi bahan baku utama produk bernilai tinggi, yakni tepung mocaf (Modified Cassava Flour).

Fenomena ini mencerminkan proses adaptasi yang dilakukan masyarakat desa dalam menghadapi kondisi lahan perbukitan yang kering dan terbatasnya peluang tanam padi. Dalam konteks ekonomi desa, diversifikasi pertanian menjadi salah satu pendekatan yang logis untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus membuka peluang pasar baru melalui inovasi olahan.

UMKM Monalisa, sebagai pelaku usaha lokal yang tumbuh dari komunitas desa, telah berhasil membangun rantai nilai berbasis singkong dengan mengolahnya menjadi produk mocaf siap jual. Proses ini diawali melalui pelatihan intensif selama tiga bulan, yang mencakup aspek peningkatan literasi keuangan, manajemen produksi, strategi pemasaran digital, serta penguatan kapasitas usaha melalui teknologi sederhana.

Program pelatihan tersebut tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis produksi, tetapi juga memperluas akses pasar dengan mengintegrasikan pemasaran online. Dengan demikian, UMKM Monalisa kini bertransformasi dari produsen rumahan menjadi unit usaha berbasis desa yang mandiri, dengan dukungan infrastruktur seperti rumah produksi dan peralatan modern, mulai dari mesin slicer, alat pengemas, hingga mesin penepung.

Transformasi ini sejalan dengan pendekatan community-based economic empowerment, di mana masyarakat lokal menjadi aktor utama dalam proses produksi dan distribusi, dengan peran pemerintah sebagai fasilitator dan penyedia stimulus. Teori ini menekankan bahwa pembangunan ekonomi akan lebih berkelanjutan bila dimulai dari penguatan aktor lokal dengan sumber daya yang tersedia di wilayah masing-masing.

Dari sisi pasar, mocaf dinilai sebagai salah satu alternatif tepung yang memiliki prospek tinggi seiring meningkatnya kesadaran konsumen terhadap bahan pangan non-gluten dan lokal. Hal ini menciptakan peluang jangka panjang bagi UMKM pengolah singkong, terutama dalam konteks substitusi impor tepung terigu dan penguatan ketahanan pangan nasional berbasis sumber daya domestik.

Lebih lanjut, kehadiran fasilitas produksi skala desa ini juga menjadi model replikasi bagi wilayah lain yang memiliki komoditas serupa namun belum diolah secara optimal. Model ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan program berbasis desa yang menekankan aspek pemberdayaan, inovasi produk, dan digitalisasi distribusi.

Dengan kata lain, pengolahan singkong menjadi tepung mocaf bukan hanya proses produksi semata, melainkan strategi holistik untuk mengangkat ekonomi desa melalui inovasi produk, kolaborasi antar pelaku, dan penggunaan teknologi tepat guna. Strategi ini relevan sebagai salah satu solusi peningkatan daya saing UMKM lokal, terutama di tengah dinamika pasar pangan yang semakin kompetitif dan berorientasi pada keberlanjutan.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x