Dorongan Empiris BRI terhadap Sektor UMKM Melalui Penyaluran KUR Rp69,8 Triliun untuk UMKM di Tahun 2025
Kamis, 10 Juli 2025 | 09:00 WIB

LINK UMKM - Upaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercermin melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai angka signifikan sepanjang lima bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data resmi yang dirilis hingga Mei 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp69,8 triliun kepada 8,29 juta debitur UMKM di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut mencakup 39,89% dari total alokasi tahunan yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp175 triliun.
Langkah ini dinilai sebagai implementasi konkret dari komitmen BRI dalam mengakselerasi program Asta Cita, yang salah satunya adalah memperluas akses keuangan inklusif bagi pelaku usaha skala kecil dan mikro. Penyaluran pembiayaan tersebut bukan hanya sekadar stimulus ekonomi, tetapi juga dirancang sebagai strategi untuk menciptakan dampak berkelanjutan terhadap kinerja sektor riil dan ketahanan ekonomi masyarakat.
Secara distribusi sektor, BRI menetapkan fokus utama pada sektor-sektor produktif. Tercatat bahwa 63,31% dari total penyaluran KUR disalurkan ke sektor produksi yang meliputi pertanian, perikanan, dan industri pengolahan. Di antara sektor-sektor tersebut, sektor pertanian memperoleh porsi terbesar, yakni Rp30,63 triliun atau setara 43,88% dari total dana yang disalurkan. Hal ini mencerminkan pendekatan strategis BRI yang selaras dengan prioritas nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan mengembangkan basis ekonomi rakyat.
Dalam konteks historis, pencapaian BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia telah teruji sejak tahun 2015. Hingga Mei 2025, total kumulatif penyaluran KUR oleh bank pelat merah ini telah mencapai Rp1.327 triliun kepada lebih dari 44,26 juta debitur. Angka ini tidak hanya merepresentasikan skala intervensi, tetapi juga mencerminkan keberlanjutan dan konsistensi BRI dalam mendorong UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Dari sisi kebijakan pemberdayaan, pendekatan BRI tidak semata berorientasi pada pembiayaan, melainkan juga menyasar transformasi struktural pelaku UMKM. Melalui keterangannya, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengemukakan bahwa strategi yang diterapkan pihaknya bertujuan untuk membawa UMKM naik kelas dan lebih berdaya saing. Menurutnya, BRI senantiasa mengedepankan peran sebagai institusi keuangan pro-rakyat yang tidak hanya mendistribusikan dana, tetapi juga memberikan pendampingan dan pemberdayaan secara berkelanjutan.
Dalam tinjauan makroekonomi, efektivitas program KUR juga mendapat pengakuan dari berbagai lembaga negara. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam laporan November 2024 menyebutkan bahwa KUR memiliki dampak berganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain memperluas akses pembiayaan, KUR juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja baru.
Selaras dengan temuan tersebut, riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2023 mencatat bahwa setiap satu debitur KUR mampu menyerap rata-rata tiga tenaga kerja baru. Temuan ini mengindikasikan bahwa program KUR, khususnya yang disalurkan melalui BRI, tidak hanya berdampak pada pertumbuhan usaha pelaku UMKM, tetapi juga terhadap pengurangan angka pengangguran di tingkat nasional.
Melalui pendekatan yang sistematis dan berbasis data, BRI menegaskan perannya sebagai penggerak utama dalam ekosistem UMKM Indonesia. Penyaluran KUR pada tahun 2025 bukan hanya menjadi alat pembiayaan, tetapi juga instrumen strategis untuk membangun ekonomi rakyat yang mandiri, tangguh, dan produktif. Ke depan, efektivitas program ini sangat ditentukan oleh sinergi antara institusi keuangan, kebijakan pemerintah, dan kapasitas adaptasi pelaku UMKM terhadap dinamika pasar dan transformasi digital.
***
ALP/NS



