Inovasi Produk Mangga Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan Desa Indramayu
Rabu, 9 Juli 2025 | 11:00 WIB

LINK UMKM - Kabupaten Indramayu yang selama ini dikenal sebagai sentra penghasil mangga, kini mulai menunjukkan potensi barunya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis desa. Melalui program pelatihan pengolahan mangga menjadi produk bernilai tambah, sejumlah perempuan yang berasal dari enam desa mulai mengembangkan keterampilan wirausaha, sekaligus memperluas akses terhadap sumber penghidupan mandiri.
Langkah ini dinilai sebagai strategi konkret dalam memperkuat sektor UMKM berbasis komoditas lokal. Berdasarkan teori community-based development, pemberdayaan masyarakat—khususnya perempuan—melalui potensi sumber daya alam sekitar, terbukti dapat menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan serta mengurangi ketimpangan sosial.
Pelatihan Terstruktur: Dari Produk Olahan hingga Strategi Pasar Digital
Selama tiga minggu pelatihan yang berlangsung dalam format hybrid, para peserta tidak hanya diajarkan teknik pengolahan mangga menjadi produk seperti selai, manisan, dan minuman siap konsumsi, tetapi juga diperkenalkan pada prinsip dasar kewirausahaan, pemasaran digital, dan pemetaan jejaring usaha.
Pendekatan ini merefleksikan model pelatihan berbasis sociopreneurship, yaitu sistem wirausaha yang menekankan dampak sosial jangka panjang dan kebermanfaatan komunitas. Melalui pelatihan tersebut, peserta diarahkan untuk tidak sekadar menciptakan produk, tetapi juga memahami rantai nilai produksi dari hulu ke hilir.
Hal ini memperkuat asumsi dalam teori value chain development, bahwa pelaku UMKM dapat meningkatkan daya saingnya ketika mereka terlibat dalam proses produksi yang bernilai tambah secara ekonomi dan berdaya jual tinggi.
Peluang Ekonomi Baru dan Kemandirian Perempuan Desa
Data awal menunjukkan bahwa kegiatan ini telah menjangkau 60 perempuan yang sebagian besar sebelumnya belum memiliki akses terhadap pelatihan formal wirausaha. Mayoritas peserta merupakan ibu rumah tangga, yang kini mulai membangun unit usaha kecil berbasis rumah tangga sebagai bagian dari diversifikasi pendapatan keluarga.
Dari sudut pandang ekonomi mikro, pelatihan semacam ini memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi desa, sekaligus menekan ketergantungan terhadap pekerjaan informal yang tidak produktif. Pendekatan ini juga menegaskan bahwa perempuan dapat menjadi agen perubahan ekonomi apabila didukung oleh kebijakan dan pelatihan yang inklusif.
Peran Pemerintah Daerah dalam Ekosistem UMKM Berbasis Desa
Keterlibatan pemerintah daerah dalam kegiatan ini memperkuat sinergi antara pelatihan kewirausahaan dan pengembangan ekosistem UMKM desa. Pemerintah setempat, melalui dinas-dinas teknis seperti Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, memfasilitasi tersedianya ruang dan sumber daya untuk memastikan keberlanjutan program pascapelatihan.
Dari perspektif kebijakan publik, inisiatif semacam ini mencerminkan pelaksanaan prinsip integrated rural development, yakni pendekatan pembangunan desa yang menggabungkan aspek sosial, ekonomi, dan institusional secara terpadu. Dalam konteks ini, komoditas mangga diposisikan sebagai pengungkit utama pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada kearifan lokal dan potensi agribisnis.
Mangga sebagai Komoditas Unggulan, UMKM sebagai Motor Ekonomi Desa
Transformasi mangga dari buah konsumsi biasa menjadi produk inovatif dengan nilai tambah menjadi simbol penting kebangkitan ekonomi kreatif desa. Melalui pelatihan yang terstruktur dan dukungan lintas sektor dari pemerintah, para pelaku UMKM perempuan di Indramayu kini memiliki peluang riil untuk mandiri secara ekonomi dan berkontribusi pada pembangunan lokal.
Jika program serupa direplikasi di wilayah lain dengan potensi komoditas spesifik, maka model pemberdayaan ini berpotensi memperluas basis ekonomi nasional dari desa, sejalan dengan agenda besar transformasi ekonomi inklusif yang berbasis pada kemandirian dan daya saing lokal.
***
ALP/NS



