Car Free Night Dorong Pertumbuhan UMKM Lokal di Palangka Raya
Rabu, 9 Juli 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Strategi penguatan ekonomi lokal melalui pendekatan berbasis komunitas terbukti menjadi salah satu upaya efektif dalam mendongkrak pendapatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kegiatan Car Free Night (CFN) yang diselenggarakan di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya pada Sabtu malam (28/6), menjadi bukti konkret bahwa event publik yang terintegrasi dengan aktivitas ekonomi warga mampu menciptakan dampak ekonomi langsung, khususnya bagi pelaku UMKM.
Secara teoritis, pendekatan berbasis event seperti CFN sejalan dengan konsep local economic development (LED), yakni model pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat lokal dan pemanfaatan potensi wilayah secara optimal. Dalam konteks ini, CFN tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang ramah lingkungan, tetapi juga sebagai platform ekonomi informal yang mempertemukan penjual dan pembeli dalam suasana rekreatif.
Partisipasi UMKM dan Dampak Ekonomi Langsung
Berdasarkan pengamatan lapangan dan testimoni para pelaku usaha, terlihat bahwa CFN memberikan ruang aktualisasi ekonomi bagi UMKM dari berbagai sektor, mulai dari kuliner hingga kriya kreatif. Kehadiran ribuan pengunjung memberikan peluang eksposur produk lokal yang lebih luas dan berpotensi meningkatkan transaksi langsung di lokasi.
Salah satu pelaku UMKM yang terlibat, Mus—pemilik usaha aksesori handmade—menyampaikan bahwa partisipasi dalam CFN berdampak signifikan terhadap visibilitas usahanya. Meski tidak memberikan data kuantitatif, pernyataan tersebut mengindikasikan adanya korelasi positif antara frekuensi partisipasi dalam event publik dengan peningkatan omzet serta jangkauan pasar produk.
Mus telah menjalankan usahanya sejak 2017 dan sempat mengalami stagnasi saat pandemi. Namun, keterlibatannya dalam berbagai event komunitas, termasuk CFN, memperlihatkan bahwa strategi event-based selling merupakan salah satu jalan pemulihan UMKM pascapandemi. Ini selaras dengan teori pemulihan ekonomi skala mikro, di mana stimulus berbasis pasar terbuka menjadi alat revitalisasi usaha kecil.
Durasi Acara dan Intensitas Interaksi: Kunci Daya Tarik CFN
Pelaku usaha kuliner seperti Chandra turut merasakan manfaat serupa. Ia yang sebelumnya rutin berjualan pada kegiatan Car Free Day (CFD), menilai bahwa CFN lebih menarik dari sisi intensitas pengunjung maupun potensi penjualan. Hal ini dikarenakan durasi acara yang berlangsung dari sore hingga malam hari, memberikan ruang waktu yang lebih panjang untuk berinteraksi dengan konsumen.
Secara logis, perpanjangan waktu operasional kegiatan berdampak terhadap volume transaksi yang lebih tinggi. Fenomena ini konsisten dengan konsep ekonomi waktu dalam perilaku konsumen, di mana pengunjung yang memiliki lebih banyak waktu cenderung melakukan pembelian impulsif maupun eksploratif terhadap produk yang ditawarkan.
Prospek Keberlanjutan CFN sebagai Instrumen Ekonomi Sosial
Dari sisi keberlanjutan, pelaku UMKM berharap agar kegiatan CFN dapat digelar secara rutin dan terstruktur, mengingat dampaknya yang nyata terhadap pertumbuhan usaha kecil. Harapan ini didasarkan pada prinsip dasar dalam community-driven development, yakni pemberdayaan ekonomi melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan di wilayah setempat.
Jika dikelola secara konsisten, CFN berpotensi menjadi katalisator pembentukan ekosistem UMKM yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan pasar lokal. Dengan demikian, kegiatan ini dapat dijadikan model intervensi sosial-ekonomi yang terukur, sekaligus sebagai indikator keberhasilan program pemerintah daerah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku ekonomi kecil.
Kegiatan Car Free Night bukan hanya sekadar ajang hiburan publik, melainkan telah bertransformasi menjadi mekanisme strategis dalam memperkuat sektor UMKM secara langsung. Dengan landasan teori pembangunan ekonomi lokal dan pemberdayaan komunitas, CFN di Palangka Raya menunjukkan bahwa intervensi berbasis ruang publik dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan daya tahan ekonomi pelaku usaha kecil dalam menghadapi dinamika ekonomi saat ini.
***
ALP/NS



