Kolaborasi BRI Pembiayaan Mikro dan Koperasi: Strategi Penguatan Gizi Sekolah dan Ekonomi Lokal di Riau

Minggu, 6 Juli 2025 | 09:00 WIB

BRI serahkan bantuan mesin penggiling padi untuk Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera yang menyuplai bahan pangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, Riau.

LINK UMKM - Penguatan gizi masyarakat dan ketahanan pangan lokal semakin menjadi fokus dalam strategi pembangunan ekonomi berbasis komunitas. Salah satu inisiatif yang menonjol dalam hal ini terlihat pada kolaborasi antara Koperasi Produsen Jaring Mas Sejahtera dengan skema pembiayaan mikro dari sektor perbankan, khususnya dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Riau.

Model kolaborasi ini mencerminkan pendekatan teoritis dari community-based development dan inclusive finance, di mana koperasi sebagai entitas ekonomi kerakyatan berperan dalam menghubungkan sumber daya produksi lokal dengan sistem pembiayaan formal. Melalui dukungan pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), koperasi tersebut berhasil membentuk rantai pasok pangan yang stabil, produktif, dan berdampak sosial tinggi.

Dalam praktiknya, koperasi ini telah menjadi salah satu penyuplai utama bahan pangan seperti beras, ikan, ayam, dan telur untuk keperluan dapur sekolah dalam program MBG. Distribusi komoditas dilakukan ke 11 dapur sekolah yang tersebar di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, dengan total keterlibatan sekitar 600 tenaga kerja, atau sekitar 50 orang per unit dapur. Kebutuhan mingguan yang mencapai 22 ton sayur dan 50 ton ikan menunjukkan skala operasional yang tidak hanya signifikan secara volume, tetapi juga konsisten dalam membentuk permintaan pasar yang berkelanjutan.

Sinergi antara koperasi dan pelaku usaha lokal juga tercermin dari diversifikasi produk yang dipasok, mulai dari minyak goreng, buah, tahu, hingga tempe. Pendekatan ini memperkuat ekosistem pangan lokal, dari hulu ke hilir, sekaligus menciptakan multiplier effect terhadap petani, nelayan, dan produsen mikro setempat.

Dukungan pembiayaan yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh BRI menjadi bukti konkret bahwa koperasi mampu dikelola secara profesional dan dipercaya untuk mengelola pembiayaan produktif. Berdasarkan prinsip financial intermediation theory, peran lembaga keuangan tidak hanya terbatas pada penyaluran dana, tetapi juga pada fungsi fasilitasi pertumbuhan ekonomi mikro.

Secara strategis, BRI memosisikan dirinya bukan hanya sebagai penyedia dana, melainkan juga sebagai mitra pengembangan. Pemberdayaan koperasi dan UMKM dilakukan secara holistik, dengan fokus pada penciptaan dampak sosial berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pendekatan shared value dalam bisnis, yang mengintegrasikan aspek sosial dalam strategi perusahaan.

Program MBG dalam konteks ini tidak hanya dilihat sebagai inisiatif pemenuhan gizi anak sekolah, tetapi juga sebagai pintu masuk untuk memperkuat ekonomi lokal berbasis koperasi. Dengan dukungan struktur pembiayaan yang sehat dan partisipatif, pelaku UMKM di sektor pangan memiliki peluang untuk memperluas skala usaha dan meningkatkan omzet secara signifikan.

Secara keseluruhan, kolaborasi antara koperasi, UMKM lokal, dan lembaga pembiayaan mikro seperti BRI, menunjukkan bahwa integrasi antara ekonomi kerakyatan dan sistem keuangan formal dapat menciptakan ekosistem yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Jika Sobat LinkUMKM pelaku UMKM yang ingin mengetahui lebih banyak tentang strategi pembiayaan koperasi, membangun jaringan usaha, dan memanfaatkan program ekonomi lokal seperti MBG, bergabunglah bersama komunitas LinkUMKM—platform pembelajaran dan kolaborasi untuk UMKM Indonesia yang lebih kuat.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x