BRI Salurkan KUR Rp 69,8 Triliun kepada 8,3 Juta UMKM, Dorong Sektor Produksi Nasional
Rabu, 2 Juli 2025 | 18:21 WIB

LINK UMKM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara masif pada awal tahun 2025. Selama periode Januari hingga Mei 2025, BRI tercatat telah menyalurkan KUR sebesar Rp 69,8 triliun atau sekitar 39,89 persen dari total alokasi KUR nasional yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp 175 triliun.
Penyaluran dana ini menjangkau sekitar 8,29 juta debitur UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar KUR tersebut dialokasikan untuk sektor-sektor produktif, termasuk pertanian, perikanan, industri pengolahan, serta sektor riil lainnya. BRI mencatat bahwa 63,31 persen dari total penyaluran KUR tersebut diberikan kepada sektor produksi.
Sektor pertanian menjadi penerima manfaat terbesar dengan nilai penyaluran mencapai Rp 30,63 triliun atau sekitar 43,88 persen dari total KUR yang disalurkan dalam lima bulan pertama tahun ini. Kebijakan ini dinilai sejalan dengan prioritas pemerintah dalam memperkuat sektor-sektor strategis nasional, terutama yang mendukung ketahanan pangan dan ekonomi kerakyatan.
Pihak BRI menyampaikan bahwa langkah tersebut juga menjadi bagian dari pelaksanaan strategi Asta Cita, yang berorientasi pada penguatan peran UMKM sebagai motor utama perekonomian nasional.
Konsistensi sebagai Penyalur KUR Terbesar
Sejak program KUR diluncurkan pada tahun 2015 hingga Mei 2025, BRI telah menyalurkan pembiayaan produktif tersebut kepada lebih dari 44,26 juta debitur dengan total nilai mencapai Rp 1.327 triliun. Capaian tersebut mempertegas posisi BRI sebagai bank dengan penyaluran KUR terbesar di Indonesia.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa BRI tidak hanya berperan sebagai lembaga keuangan penyalur pembiayaan, tetapi juga menjalankan fungsi pemberdayaan UMKM agar naik kelas. Ia menekankan bahwa penguatan UMKM menjadi bagian dari kontribusi nyata BRI terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan sosial masyarakat.
Penyaluran KUR disebut tidak hanya memperluas akses terhadap pembiayaan inklusif, tetapi juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) dalam perekonomian. Program ini dinilai mampu memperkuat kemandirian usaha, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Positif terhadap Ekonomi Makro
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam laporan yang diterbitkan pada November 2024 menyebutkan bahwa program KUR dengan skema bunga rendah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi makro. Selain itu, program ini juga dinilai efektif dalam membuka lapangan kerja baru.
Temuan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2023 mengungkapkan bahwa satu debitur KUR rata-rata mampu menyerap hingga tiga tenaga kerja. Fakta ini menunjukkan peran strategis KUR sebagai penggerak utama roda ekonomi rakyat.
Melalui kinerja yang konsisten, BRI terus memperkuat kontribusinya dalam membangun struktur ekonomi nasional yang lebih kokoh dan inklusif, menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.
***
ALP/NS



