Kesepakatan Bisnis UMKM dengan Buyer Global Tembus Rp1,1 Triliun per Mei 2025
Kamis, 26 Juni 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Nilai transaksi hasil penjajakan bisnis (business matching) antara pelaku UMKM Indonesia dan calon pembeli internasional mencapai 68,65 juta dolar AS atau setara Rp1,1 triliun sepanjang Januari hingga Mei 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 19,16 persen dibandingkan periode Januari–April 2025 yang sebelumnya membukukan nilai sebesar 57,61 juta dolar AS atau sekitar Rp945,55 miliar.
Peningkatan ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan business matching yang secara keseluruhan mencapai 296 sesi, terdiri dari 197 sesi pitching dan 99 pertemuan langsung antara UMKM lokal dan mitra potensial dari mancanegara.
Selama periode tersebut, sebanyak 50 kegiatan business matching digelar dengan melibatkan 119 UMKM dari berbagai sektor. Adapun sektor yang berpartisipasi mencakup fesyen, kerajinan, dekorasi rumah, makanan dan minuman olahan, kopi, produk perikanan, hingga makanan unik seperti belalang goreng. Lebih dari 17 calon pembeli dari tujuh negara turut ambil bagian dalam proses penjajakan ini.
Pemerintah menyatakan bahwa capaian ini menjadi indikator positif terhadap meningkatnya minat dan kepercayaan pasar global terhadap produk-produk UMKM Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan potensi besar sektor UMKM dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor nonmigas.
Dalam keterangan resmi, pemerintah menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak agar UMKM tidak hanya mampu bertahan di tengah dinamika pasar global, tetapi juga dapat berkembang dan bersaing secara berkelanjutan.
Upaya penguatan daya saing UMKM pun terus dilakukan melalui edukasi, pelatihan, dan pendampingan digital secara bertahap dan inklusif. Selain itu, strategi ekspansi pasar luar negeri juga dijalankan melalui pendekatan diplomasi perdagangan, termasuk penyelesaian perundingan dagang dan penanganan sengketa yang tengah berlangsung.
Dengan peningkatan nilai transaksi dan partisipasi UMKM yang makin luas, pemerintah optimistis bahwa kehadiran produk lokal di pasar global akan semakin kuat dalam beberapa tahun ke depan.
***
ALP/NS



