Program Makan Bergizi Gratis Didukung Dana Rp16,3 Miliar, UMKM Lokal Terlibat Aktif
Minggu, 15 Juni 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Dukungan terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus mengalir, salah satunya berasal dari sektor swasta yang berkontribusi melalui pendanaan dan teknologi untuk memastikan kelancaran distribusi makanan sehat kepada pelajar. Dana sebesar Rp16,3 miliar telah digelontorkan untuk menyokong pelaksanaan program tersebut yang telah berjalan sejak September 2024.
Program ini dirancang untuk berlangsung selama minimal satu tahun, dengan fokus pada penyediaan makanan bergizi kepada siswa di berbagai daerah serta melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam rantai penyediaan. Hingga kini, pelaksanaan MBG telah menjangkau lebih dari 20 sekolah dengan melibatkan lebih dari 4.000 murid dan 500 guru.
Lebih dari 20 UMKM serta sejumlah koperasi turut berpartisipasi dalam penyediaan makanan untuk program ini. Seluruh pelaku usaha yang terlibat disebut telah melalui proses kurasi dan pelatihan guna memastikan standar penyajian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang di bidang gizi.
Peningkatan pendapatan UMKM menjadi salah satu dampak positif dari keterlibatan mereka dalam program ini. Berdasarkan pemantauan internal, sejumlah UMKM mengalami kenaikan penghasilan hingga lebih dari tiga kali lipat, bahkan dalam beberapa kasus mencapai lima hingga sepuluh kali lipat dari kondisi awal. Pelaku usaha juga disebut merasa terbantu dan terdorong untuk terus meningkatkan kualitas layanan mereka.
Program MBG ini tidak hanya menyasar pelajar umum, tetapi juga memperluas jangkauan ke kelompok anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan. Inisiatif ini menjadikan pelaksana program sebagai pionir dalam memberikan layanan inklusif di sektor penyediaan makanan bergizi.
Untuk menjamin transparansi dan efisiensi pelaksanaan program, sistem pemesanan makanan diterapkan secara digital dari hulu ke hilir. Proses dimulai dari pemesanan oleh pihak sekolah, dilanjutkan dengan belanja bahan makanan oleh merchant melalui platform daring, dan pengantaran menggunakan armada transportasi berbasis aplikasi.
Sistem pengawasan pun diperkuat dengan pemasangan CCTV di area dapur, penyajian, hingga titik serah terima makanan. Teknologi kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mendeteksi pemakaian alat pelindung diri seperti sarung tangan plastik, keberadaan manusia, serta potensi kehadiran hama. Dalam uji coba, sistem terbukti mampu mendeteksi objek kecil seperti tikus mainan dengan akurasi tinggi, baik dalam kondisi bergerak maupun diam.
Program ini telah berjalan di beberapa wilayah Indonesia seperti Gombong (Kebumen), Kulon Progo (Jawa Tengah), Langowan (Manado), serta tiga wilayah Tangerang Raya. Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga menaruh perhatian besar terhadap program ini karena dinilai mampu menggabungkan aspek pemenuhan gizi anak, pemberdayaan UMKM lokal, serta penerapan teknologi dalam rantai distribusi makanan.
Keterlibatan UMKM dalam program ini menjadi catatan penting bahwa sinergi antara program sosial dan dunia usaha dapat memberikan dampak ekonomi yang nyata. Pemerintah berharap inisiatif serupa dapat diperluas ke lebih banyak daerah dan melibatkan lebih banyak pelaku usaha kecil, agar manfaatnya semakin merata dan berkelanjutan.
***
ALP/NS



