Dorong Ekonomi Berkelanjutan, Kemitraan UMKM di Maluku Utara Terus Diperkuat
Selasa, 3 Juni 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Upaya penguatan sektor UMKM di Maluku Utara terus digencarkan sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Melalui kemitraan dengan pelaku usaha lokal, kawasan industri di wilayah tersebut dikabarkan telah berhasil mendorong tumbuhnya ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah yang lebih inklusif dan mandiri.
Sejak tahun 2021, kolaborasi antara pihak industri dengan UMKM setempat dilaporkan berlangsung di berbagai sektor strategis. Beberapa di antaranya mencakup pengadaan bahan makanan, pakaian kerja, bahan bakar, jasa perawatan, pengolahan kayu, transportasi, distribusi obat-obatan, hingga jasa akomodasi. Total nilai kemitraan ini disebut telah mencapai angka Rp3,5 triliun hingga awal 2025.
Langkah ini selaras dengan regulasi pemerintah yang mewajibkan kemitraan antara usaha besar dan UMKM, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi/Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2022. Penerapan aturan ini dinilai mampu memperkuat keterlibatan UMKM dalam rantai pasok industri, yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Tak hanya terbatas pada sektor ekonomi, kemitraan juga menjangkau bidang lingkungan dan budaya. Di Desa Kobe, Kecamatan Weda Tengah, program rehabilitasi ekosistem mangrove dilaporkan menjadi salah satu bentuk kolaborasi antara pelaku industri dan kelompok masyarakat setempat. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan melestarikan lingkungan pesisir, namun juga membuka peluang usaha baru berbasis hasil olahan mangrove, ekowisata, dan wisata edukatif.
Selain itu, sektor kebudayaan turut mendapat perhatian. Salah satu tenant industri di kawasan tersebut mendukung pelestarian seni tradisional melalui kerja sama dengan sanggar budaya lokal untuk menjaga eksistensi alat musik tradisional Bambu Tada. Kegiatan ini memberi ruang bagi pelaku UMKM kreatif untuk berkembang melalui penguatan identitas budaya.
Atas kontribusi nyata di bidang pemberdayaan ekonomi, sosial, lingkungan, dan pelestarian budaya, kawasan industri tersebut berhasil meraih penghargaan pada ajang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) UMKM 2025. Dalam acara penghargaan yang digelar pada Mei 2025 lalu di Jakarta, penghargaan diberikan kepada dua pihak yang aktif dalam pengembangan UMKM lingkungan dan kebudayaan.
Program pemberdayaan UMKM ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dijalankan sejak 2018. Lima pilar utama menjadi fokus pembangunan, yakni pendidikan, sosial budaya & lingkungan, infrastruktur, kesehatan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Keseluruhan upaya ini bertujuan untuk menciptakan dampak sosial berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup di wilayah sekitar kawasan industri.
***
ALP/NS



